Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI - Ilustrasi produksi jagung
Jumat, 18 Oktober 2013

Produksi Jagung NTT Capai 711.000 ton


KUPANG, KOMPAS.com - Produksi komoditi jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai akhir tahun 2013 diperkirakan mencapai 711.000 ton atau meningkat dari produksi 2012 sebanyak 638.000 ton.

Perkiraan ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik NTT, di mana hasil jagung sampai kuartal II-2013 sudah mencapai 687.970 ton ton.

"Perkiraan produksi jagung kita sampai akhir tahun ini sebanyak 711.000 ton. Produksi ini bisa melebihi perkiraan, karena masih ada program gerakan tanam serentak jagung yang akan dimulai pada musim tanam 2013," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur Yohanis Tay Ruba, Jumat (18/10/2013).

Menurut dia, gerakan tanam serentak jagung 1.000 hektare ini akan dikembangkan di kawasan Bena, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTT Aden Gultom secara terpisah menjelaskan, angka tetap produksi jagung NTT pada tahun 2012 adalah sebanyak 629.400 ton pipilan kering.

Tetapi berdasarkan perhitungan angka ramalan pertama (ARAM I) Tahun 2013, diperkirakan produksi jagung di NTT sebesar 673,700 ton atau meningkat sebesar 7,03 persen.

"Tahun 2013 NTT mengalami surplus jagung sebab produksi meningkat sebanyak 7,03 persen," ungkap Aden Gultom.

Di sisi lain, produksi padi pada tahun 2013 di wilayah ini diperkirakan hanya mencapai 654.300 ton atau menurun sebesar 6,3 persen, jika dibandingkan dengan produksi padi pada tahun 2012 sebesar 698.600 ton gabah kering giling (GKG).

Aden Gultom menambahkan, jika hasil perhitungan angka ramalan I tahun 2013 dibandingkan dengan angka tetap tahun 2012 untuk komoditi pangan lainnya seperti, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar, diperkirakan akan mengalami penurunan produksi.

Ia menguraikan, komoditi kedelai akan mengalami penurunan dari 2,8 ribu ton menjadi 2,7 ribu ton atau menurun sebesar 1,8 persen.

Sementara Komoditi kacang tanah diperkirakan mengalami penurunan produksi dari 21,6 ribu ton menjadi 15,1 ribu ton atau menurun 29,8 persen.

Sementara, produksi kacang hijau diperkirakan menurun dari 11,5 ribu ton menjadi 9,7 ribu ton atau menurun sebesar 15,6 persen.

Komoditi lain yang mengalami penurunan produksi adalah ubi kayu diperkirakan mengalami penurunan produksi dari 892,1 ribu ton menjadi 868,3 ribu ton atau mengalami penurunan 2,7 persen.

Begitu juga dengan halnya produksi komoditi ubi jalar yang mengalami penurunan dari 151,9 ribu ton menjadi 114,7 ribu ton atau menurun sebesar 24,5 persen, katanya.