FERGANATA INDRA RIATMOKO - Petani menyemprotkan obat pembasmi hama di Dusun Turi, Desa Giripeni, Wates, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Rabu (6/2/2013). Kondisi cuaca yang berubah-ubah membuat petani setempat harus mengantisipasi munculnya hama dengan penyemprotan tersebut agar tetap dapat memperoleh hasil panen. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Jumat, 1 November 2013Kementan Akan Rekrut Petani untuk Jadi Pengamat Hama
PADANG, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian mengalami kekurangan pengamat hama. Saat ini, instansi tersebut membutuhkan sekitar 3.060 orang untuk mengisi pos tersebut.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan, idealnya satu orang pengamat hama menangani satu kecamatan. Namun yang terjadi saat ini adalah satu orang pengamat hama menangani 3 hingga 4 kecamatan.
"Artinya masih jauh belum mendapatkan sumber daya manusia untuk pengamat hama ini," kata Suswono di Padang, Kamis (31/10/2013).
Untuk mengangkat tenaga kerja pengamat hama ini diakui Suswono tidak mungkin dari kalangan pegawai negeri sipil. Pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mencari sumber daya manusia untuk dijadikan pengamat hama.
"Yang jelas untuk pengangkatan tenaga kerja seperti ini tentu PNS enggak mungkin. Yang kita lakukan mungkin dengan daerah kita kerjasama," ujarnya.
Untuk itu, Kementan akan menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah daerah untuk mencari para petani yang memiliki dedikasi tinggi guna dilatih menjadi pengamat hama.