Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

KOMPAS/SIWI YUNITA CAHYANINGRUM - Ilustrasi
Jumat, 21 Februari 2014

Kementan: Stok Sapi dan Kerbau Tahun 2014 Aman


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Petanian (Kementan) mengklaim stok sapi dan kerbau tahun 2014 cukup aman dan tersedia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, potensial stok sapi dan kerbau setara dengan daging mencapai 530.550 ton.

Namun, apabila tidak ada upaya perbaikan sarana, prasarana dan infrastruktur transportasi diperkirakan realisasi produksi daging sapi-kerbau lokal hanya 462.000 ton atau 87,08 persen dari potensial stok yang ada tersebut. 

Dengan perkiraan kebutuhan daging sapi sebesar 575.880 ton, perkiraan produksi tahun 2014 terhadap kebutuhan daging menjadi sebesar 80,23 persen. Sehingga, jumlah maksimal daging sapi yang perlu diimpor tanpa upaya perbaikan sarana, prasarana dan infrastruktur transportasi menjadi 113.880 ton atau 19,77 persen. 

Kebutuhan impor maksimal ini bisa berupa sapi bakalan 60 persen atau 68.330 ton dan sisanya dalam bentuk daging beku untuk kalangan Hotel Restoran dan Katering (Horeka) sebesar 40 persen atau sekitar 45.550 ton.

Jumlah kebutuhan impor tersebut seharusnya bisa ditekan apabila dilakukan upaya perbaikan sarana, prasarana dan infrastruktur transportasi sehingga dapat memaksimalkan potensial stok sapi dan kerbau yang ada, yakni setara dengan daging sebanyak 530.550 ton. 

Kebutuhan impor akan menurun menjadi hanya 45.330 ton atau menjadi 7,87 persen dengan perhitungan sapi bakalan setara daging sebesar 27.190 ton dan daging beku untuk horeka menjadi hanya 18.130 ton. Dengan kata lain, pada tahun 2014 target produksi daging sapi dapat tercapai sebesar 530.550 ton atau 92,13 persen dari total kebutuhan daging sapi.

"Kami menyadari bahwa keberhasilan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tidak cukup dikerjakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan beserta kawan-kawan dinas yang menjalankan fungsi peternakan dan keswan saja, melainkan harus kita kerjakan bersama," kata Syukur Iwantoro Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan. (Handoyo)