Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok Kementan - Kerjasama RI dan Kuba ditandai dengan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara antara Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono dan Duta Besar Kuba untuk Indonesia, Enna Viant di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Jumat, 20 Maret 2015

RI dan Kuba Siap Kerjasama Tingkatkan Ketahanan Pangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi meningkatkan swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan, pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng kerjasama dengan Republik Kuba. Kuba sudah diakui dunia dalam kemajuan bidang pertaniannya.

Kerjasama tersebut ditandai dengan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara antara Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono dan Duta Besar Kuba untuk Indonesia, Enna Viant di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Rabu (18/3/2015).

"Jalinan kerjasama ini didasarkan pada kesamaan visi pemerintah kedua negara dalam program ketahanan pangan dan perdagangan komoditas pertanian," ujar Hari Priyono.

Adapun bentuk kerjasama dua negara ini meliputi pertukaran informasi dan dokumen ilmiah teknis bidang pertanian, transfer teknologi termasuk pelatihan seminar dan lokakarya. Selain itu, dilakukan juga kerjasama promosi pertanian dan pemasaran komoditi pertanian antara pihak swasta kedua negara, serta penelitian bersama bidang pertanian antar kedua negara.

"Ke depan, perjanjian ini diharapkan bisa menjadi payung kerjasama lebih lanjut bagi kemajuan pembangunan pertanian dua negara," ujar Hari Priyono.

Dipilihnya Kuba sebagai mitra dalam kerjasama ini karena dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil melakukan perubahan besar dalam peningkatan kualitas dan produktivitas pertanian. Selain produsen gula dunia, Kuba juga memiliki keunggulan dalam pengembangan etanol untuk pengembangan bio-energi.

"Kuba memiliki keunggulan dalam ekspor gula dan Indonesia nomor satu di dunia penghasil minyak sawit," papar Hari Priyono.

Pada kesempatan sama, Duta Besar Kuba untuk RI, Enna Viant Valdes, menilai kerja sama ini patut diapresiasi. Valdes menganggap upaya peningkatan kerjasama ini sekaligus merayakan 55 tahun hubungan Indonesia dengan negara kepulauan yang terletak di Karibia itu.

"Ini bukan tahap pertama Kuba bekerjasama dengan Indonesia, namun bentuk perayaan 55 tahun kerja sama dengan Indonesia, di mana kerja sama Indonesia-Kuba diawali dengan kunjungan Presiden Soekarno ke Havana saat itu," kata Valdes.

Sekadar informasi, Kuba merupakan negara yang punya cerita sukses di bidang pertanian. Sistem pertanian organiknya mendapat pujian di mana-mana. Salah satu kisah sukses Kuba adalah pertanian kota (urban agriculture) atau disebut juga "organoponicos".

Saat ini, Kuba punya lebih 7000-an organoponicos. Selain itu, pertanian kota menempati 3,4 persen lahan perkotaan.

Di Havana, ada 8 persen lahan yang diperuntukkan untuk pertanian. Hasilnya, organoponicos menyuplai 90 persen kebutuhan sayuran di Havana. Mungkin, Havana satu-satunya kota di dunia yang bisa melakukan itu.

Pengalaman Kuba patut dijadikan pelajaran. Hal itu mengingat Indonesia sekarang ini merupakan negara pengimpor pangan terbesar di dunia mencapai 70 persen.