Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok Kementan - Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai mengunjungi penggilingan padi Ngudi Makmur di Gangsiran Madurejo, Prambanan, Sleman dan penggilingan padi di Bowan Delanggu, Klaten, Jumat (24/4/2015) petang.
Sabtu, 25 April 2015

Mentan Blusukan Ngecek Harga Gabah di DIY dan Klaten

SLEMAN, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau ke penggilingan padi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Klaten. Mentan melakukan pengecekan harga gabah di tingkat petani saat cuaca hujan.

"Ternyata harga di sini masih rendah, masih di bawah HPP yang telah ditentukan. Ini tidak boleh dibiarkan, kita akan bertindak cepat agar Bulog segera menyerap gabah petani ini mulai dari penggilngan kecil dengan harga yang menguntungkan petani," ujar Mentan Amran usai mengunjungi penggilingan padi Ngudi Makmur di Gangsiran Madurejo, Prambanan, Sleman dan penggilingan padi di Bowan Delanggu, Klaten, Jumat (24/4/2015) petang.

Berdialog dengan salah satu petani di lokasi penggilingan, Mentan mendapat keluhan Terkait rendahnya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah di kalangan petani yang tidak sebanding dengan tingginya harga beras di pasaran. Amran menjelaskan, hal itu terjadi disebabkan terlalu panjangnya jalur distribusi dari petani ke masyarakat.

Harga gabah di tingkat petani di Prambanan sendiri di kisaran Rp3.300-Rp3.500 per kilogram (kg). Sementara itu, harga beras di kisaran Rp6.000, masih jauh dari harga pasaran di kota besar yang berkisar Rp10.000-Rp11.000 per kg.

"Anggap saja harga di petani Rp6.000, di kota Rp10.00 sampai Rp11.000, dan Rp4.000 sendiri dinikmati tengkulak. Hampir 80 persen mereka, tengkulak itu dapat, tapi petani kita yang sehari-hari kepanasan cuma dapat 10-20 persen. Untuk memutus siklus ini, Bulog harus ambil peran agar mata rantainya tidak terlalu panjang," jelasnya.

Amran berharap Bulog bergerak cepat menyerap hasil petani agar petani tidak harus berurusan dengan tengkulak dan pemodal yang merugikan mereka. Karenanya, lanjut Amran, pihaknya akan terus mendorong Bulog untuk lebih kreatif menyerap gabah masyarakat, di antaranya dengan menurunkan jaringan semut dan terjun langsung ke petani dan penggilingan beras rakyat

Saat ini Bulog baru mampu menyerap gabah dari petani di kisaran 300 ribu ton. Hal itu masih jauh dari yang diarahkan Presiden Jokowi, yaitu sebanyak 4 juta ton.