Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok Kementan - MEnteri Pertanian Andi Amran Sulaimen ran saat meninjau kekeringan di Desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, Kamis (2/7/2015).
Jumat, 3 Juli 2015

Antisipasi Kekeringan, Mentan Kucurkan Rp 11 Miliar untuk NTT

NUSA TENGGARA TIMUR - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan, sebagai antisipasi mencegah ancaman kekeringan pihaknya menggelontorkan anggaran sebesar Rp 11 miliar. Anggaran itu digunakan untuk pembangunan ribuan sumur dangkal di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mentan Amran merinci, pihaknya bakal membangun 1.000 sumur dangkal sebagai pengairan lahan pertanian di delapan desa, dua kecamatan wilayah Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS). Sumur tersebut dibangun dengan kedalaman empat meter sampai  dengan lima meter.

"Di sini ternyata ada sumber air. Kita bangun sumur dangkal, karena yang paling dibutuhkan wilayah ini adalah air. Dengan kedalaman dua meter saja, air sudah ada," ujar Amran saat meninjau kekeringan di Desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, Kamis (2/7/2015).

Bantuan itu menurut dia adalah solusi jangka panjang pemerintah dalam mengantisipasi ancaman kekeringan yang melanda wilayah TTS, NTT. Tak hanya itu, lanjut Amran, pihaknya juga memberikan alat mesin pertanian (alsintan) dengan total tambahan sebanyak 55 unit sebagai solusi jangka pendek agar petani dapat meningkatkan produktivitas hasil pangan.

"Kami sudah bantu alsintan 30 unit dan ada tambahan pertama sebanyak lima unit dan kemudian ditambah 10 unit yang kini dalam perjalanan. Kemudian selanjutnya kami akan tambah 20 unit sehingga total bantuan alsintan sebanyak 55 unit. Ini bisa menyelesaikan masalah kekeringan di delapan desa, dua kecamatan kabupaten di TTS ini," katanya.

Selanjutnya, Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin Makassar ini juga akan meninjau areal sawah yang kekeringan seluas 200 ha di desa yang sama. Kemudian Amran juga meninjau kekeringan yang melanda tanaman jagung dan sayuran seluas tujuh ha di Desa Toineka, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS.

Sebelum kembali ke Jakarta, Amran akan meninjau lokasi kekeringan terakhir yang melanda tanaman jagung seluas sembilan ha di Desa Tuafanu, Kecamatan Tualin, Kabupaten TTS. Di situ, Amran sekaligus menyaksikan pemanfaatan pompa air.

Sebagai informasi, Kementan pada 2015 menargetkan produsi jagung sebanyak 24 juta ton atau naik 5 juta ton dari tahun sebelumnya yang hanya 19 juta ton. Kenaikan target produksi tersebut untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang masih impor empat juta ton pada tahun lalu.