Advertorial

Menanti Menoreh Kuning di Kulon Progo

Kompas.com - 04/07/2015, 04:44 WIB

Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) merupakan program desa binaan CSR Pertamina, yang telah sukses membina dan mendampingi masyarakat Desa Wonokerto, Semarang, Jawa Tengah dalam  mengembangkan agrowisata buah naga. Kali ini, SPT Pertamina menyasar masyarakat Desa Banjaroya, Kabupaten Kulon Progo, DIY, yang masih berada di sekitar wilayah operasi Terminal BBM Rewulu. 

Desa Banjaroya dan sekitarnya merupakan daerah perbukitan yang kering. Kondisi pertaniannya juga masih tertinggal. Sebagian besar kondisi tanah di desa tersebut kurang produktif, yang hal Ini berdampak pada tingkat sosial ekonomi warganya yang masih rendah. Bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani, sejak 2013, Pertamina menjalankan aktivitas pemberdayaan masyarakat Desa Banjaroya dengan memanfaatkan lahan kurang produktif. 

-

Potensi durian

Dengan bantuan modal bibit pohon, pupuk pelatihan, dan pembinaan, lahan tersebut saat ini telah ditanami pohon durian menoreh kuning. Keunggulan durian menoreh kuning antara lain daging buahnya berwarna kuning kemerahan dan rasanya lebih manis. Keunggulan ini membuat durian menoreh kuning bisa memiliki harga pasaran lebih tinggi dibandingkan durian montong.

Bibit pohon durian menoreh kuning ditanam di lahan-lahan milik warga dan tanah bengkok yang dipinjamkan pemerintah desa untuk dimanfaatkan warga. Total luas lahan adalah sekitar 20 hektare dengan 3.000 pohon. Sejak penanaman bibit pohon tahun 2013, diharapkan hasil dapat dipanen pada tahun 2016.

Harga durian menoreh kuning per kilogram di pasaran adalah Rp 35.000–Rp 45.000. Setiap petani rata-rata memiliki 15–20 pohon. Apabila setiap pohon sedikitnya menghasilkan 3 durian, petani akan memetik hasil sekitar Rp 1.575.000 saat panen. Di samping itu, para petani juga berinisiatif menanam tanaman sela yang dapat memberikan pemasukan tambahan.

Program SPT ini memberikan berbagai manfaat. Dalam segi ekonomi, rezeki akan dirasakan oleh petani dan warga dari hasil panen durian dan agrowisata. Di segi lingkungan, dengan pemanfaatan lahan kurang produktif untuk perkebunan durian, cadangan air dalam tanah dan daya serap karbondioksida akan meningkat. Sementara itu, dari segi edukasi, para petani mendapatkan pengayaan pengetahuan mengenai teknologi budidaya pertanian.

“Tadinya saya bertani ya secara tradisional saja. Saya bersyukur mendapatkan pelatihan ini, jadi tahu cara bertani yang lebih modern,” ungkap Soleh, salah satu petani SPT.

-

Keberhasilan program

Pertamina tidak hanya memberikan pelatihan, bibit pohon, pupuk, biaya pemeliharaan selama 3,5 tahun, dan biaya pengendalian hama penyakit. Pertamina juga memberikan bantuan pembangunan waduk mini seluas 1 hektare, wisma tani, dan fasilitas pelengkap di argowisata kebun durian, seperti patung durian, jogging track, dan sejumlah gazebo. Kini, Desa Banjaroya telah ramai dikunjungi sebagai salah satu destinasi wisata di Kulon Progo.

“Melalui program SPT Pertamina, kami berharap dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dengan memanfaatkan lahan tidak produktif  menjadi sumber penghasilan, baik dari hasil panennya maupun agrowisata,” tutur CSR Manager Pertamina Agus Mashud.

“Tahun depan, kami berharap pohon-pohon durian itu mulai berbuah dan agrowisata akan semakin ramai dikunjungi wisatawan. Pertamina bangga menjadi bagian dari upaya terbangunnya kemandirian ekonomi masyarakat. Semua kesuksesan ini tentunya tidak terlepas dari kemauan masyarakat Desa Banjaroya untuk maju, dukungan pemerintah daerah, serta kerja sama Yayasan Obor Tani,” tambah Agus.

Pertamina telah memiliki sedikitnya 120 desa binaan di seluruh Indonesia. Program desa binaan masuk dalam dalam kelompok Pertamina Berdikari. Dalam setiap program desa binaan, Pertamina melakukan pendampingan selama 2–3 tahun. Program ini terbukti telah memberikan manfaat besar dan menciptakan efek domino perekonomian masyarakat, serta sangat diapresiasi oleh pemerintah daerah. (Adv)

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com