Advertorial

DPD RI Dukung Dibukanya Kedutaan RI di Belarus

Kompas.com - 10/07/2015, 09:23 WIB

Ketua DPD RI Iman Gusman mendukung untuk membuka kedutaan besar RI di Belarus. Ia menyatakan, DPD RI berharap pemerintah Belarus untuk dapat memfasilitasi dan mencarikan tempat yang strategis bagi kedutaan besar RI di sana.

Dukungan tersebut dihasilkan dari pertemuan DPD RI dan Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSP) dengan Ketua Senat Belarus pada 20-28 Mei 2015 lalu dalam upaya peningkatan kerja sama antara kedua negara.

“Pertama kita membuat MOU kerja sama dalam rangka meningkatkan kerja sama Senat Belarus dengan DPD RI, kemudian mendorong  hadirnya kedutaan besar Indonesia di Belarus bilateral rate-nya sudah mencapai 400 juta. Dan kita dorong menjadi 1 miliar dolar,” tutur Ketua DPD RI Irman Gusman usai sidang paripurna ke-13 DPD RI, Kamis, (9/7/2015).

Menurutnya, Belarus merupakan negara pecahan Rusia yang termaju di sana, khususnya dalam industri otomotif dan militer. “Untuk itu kita DPD mengambil inisiatif pada pemerintah untuk bisa melaksanakan tugas tersebut karena Belarus adalah tempat penting yang berada di Euro-Asian tersebut,” ujar Iman.

Dalam sidang paripurna ke-13, Wakil Ketua BKSP Maya Rumantir juga melaporkan kunjungan kerja sama DPD RI dan BKSP ke Uzbekistan untuk meningkatkan pariwisata. Uzbekistan dinilai punya potensi besar dalam bidang wisata religi.

“Uzbekistan dan Indonesia secara demografi penduduknya sebagian besar menganut agama Islam. Di Uzbekistan banyak peninggalan sejarah Islam dan ada makam para pejuang Islam,” tutur Maya.

Pengoptimalan kesempatan wisata religi ke Uzbekistan bagi masyarakat Indonesia dan sebaliknya dilakukan dengan upaya membuka jalur penerbangan dari Uzbekistan ke Jakarta dan Bali atau sebaliknya.  

Ketua DPD RI Iman Gusman berharap, kerja sama di bidang pariwisata ini memberi pilihan bagi masyarakat Indonesia untuk beriwisata spiritual. “Ya kita harapkan nanti kunjungan wisata, spiritual, lebih banyak lagi. Bukan hanya ke Mesir, bukan hanya Turki, tapi juga bisa ke Uzbekistan,” kata ia. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com