Advertorial

Masa Depan Karier di Bidang Sains dan Teknologi

Kompas.com - 05/08/2015, 09:10 WIB

Karier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika pada satu dekade mendatang diperkirakan meningkat dibandingkan karier di bidang lainnya. Lembaga federal Amerika Serikat untuk pengembangan ilmu sains, National Science Foundation (NSF), menyebutkan bahwa 80 persen pekerjaan akan memerlukan sumber daya manusia dengan kompetensi Science, Technology, Engineering, dan Math (STEM).

Biro Statistika Tenaga Kerja Amerika Serikat pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa di lingkup global dalam 10 tahun ke depan lapangan pekerjaan STEM akan meningkat 17 persen, sementara lapangan pekerjaan selain STEM meningkat hanya 10 persen. Oleh sebab itu, pendidikan berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika dipercaya mampu menciptakan generasi muda penerus bangsa yang berdaya saing lebih di skala global.

Generasi muda Indonesia memilki pengetahuan, keterampilan, dan potensi yang baik. Namun, mampukah mereka bersaing secara global? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, menunjukkan bahwa tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh tenaga kerja yang kurang terampil, yakni sebanyak 88 juta orang. Hanya 22,1 juta tenaga kerja terampil dan 6,5 juta orang yang ahli di bidangnya.

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia pun ditantang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)  yang memperketat persaingan global, untuk bisa bersaing dengan SDM dari negara-negara lainnya dalam mendapatkan pekerjaan di negara sendiri. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia sudah memilki kesadaran untuk meningkatkan kompetensinya dengan meningkatkan kualitas pendidikanya. Salah satunya tampak dari tingginya minat pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang kerap diincar pelajar Indonesia untuk hal edukasi. Amerika Serikat dikenal sebagai salah satu negara yang memilki sistem pendidikan terbaik di dunia. Times Higher Education World University Rankings pada tahun 2015 menyebutkan Amerika Serikat memilki 14 universitas yang masuk dalam 20 besar universitas terbaik di dunia.

Bagi pelajar Indonesia, persaingan bahkan dimulai dari tahap awal masuk universitas di Amerika Serikat. Menurut US College Board, hanya 5 persen mahasiswa dari luar Amerika Serikat yang diterima di Universitas Amerika Serikat pada tahun pertamanya sebagai freshman, dengan tingkat kelulusan sarjana yang hanya 50 persen.

Namun, kesempatan lebih besar bisa diperoleh pelajar Indonesia untuk belajar di Amerika melalui Sampoerna Schools  System FASTRACK•USA. Sistem pendidikan terintegrasi ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan pendidikan yang cepat dan fleksibel untuk mendapat gelar sarjana (bachelor’s degree) dari Amerika Serikat.

Sampoerna Schools System menerapkan kurikulum internasional berbasis STEM.  Sistem ini dijalankan oleh Sampoerna Academy, yakni institusi penyedia pendidikan terpadu dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Generasi muda Indonesia punya kesempatan besar untuk melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat dengan lebih cepat lewat program FASTRACK•USA.

Melalui FASTRACK•USA, Siswa SMA dengan prestasi dan aspirasi yang tinggi dapat memperoleh gelar S-1 dari Amerika Serikat, dengan memulai proses pendidikannya di Indonesia. Tahun pertama FASTRACK•USA, diberi nama “Foundation Year”, di mana pelajar mulai mempelajari mata kuliah tingkat pendidikan tinggi lebih awal (preliminary course) yang menghasilkan SKS terakreditasi secara internasional.

Selanjutnya di tahun ketiga, siswa meraih associate degree yang juga terakreditasi internasional, sehingga dapat melanjutkan ke tahap bachelor’s degree di universitas pilihan mereka di Amerika Serikat atau di Indonesia yaitu di Sampoerna University. Menariknya, siswa akan masuk sebagai mahasiswa transfer di tahun ketiga sehingga hanya menghabiskan waktu dua tahun untuk memperoleh bachelor’s degree.Pendidikan ini bisa memangkas biaya pendidikan sampai dengan 40%.

Soal bidang studi, pelajar Indonesia dapat memilih program studi teknik dan bisnis. Untuk program studi teknik, Sampoerna University bekerja sama dengan Louisiana State University, dan program studi bisnis dengan Oregon State University.

Umumnya di Indonesia, proses pendidikan dari SMA ke perguruan tinggi memakan waktu tujuh tahun. Tetapi program FASTRACK•USA mampu memangkas masa studi dari tujuh tahun menjadi lima tahun saja.  

Peluang karier yang baik di masa depan bisa diraih, salah satunya melalui FASTRACK•USA. Gelar sarjana dan kompetensi di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika dari Amerika Serikat berpotensi menjadi modal besar buat pelajar Indonesia agar mampu berkompetisi di tingkat global.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com