Advertorial

Inilah Kota Cerdas Indonesia 2015

Kompas.com - 15/08/2015, 05:44 WIB


Penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015  yang diluncurkan pada 24 Maret 2015 lalu, telah menghasilkan 15 kota nomine penerima penghargaan kota cerdas. Program hasil kerjasama PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk (PGN) dan Harian Kompas akhirnya menobatkan tiga kota terbaik untuk masing-masing kategori di malam puncak penghargaan bertempat di Hotel Shangri-La, Jakarta  (13/08/2015).

Sebelumnya, penyusunan IKCI 2015 dilatarbelakangi fenomena semakin banyaknya penduduk di perkotaan dan diikuti semakin bertambahnya pula permasalahan yang muncul. Kondisi tersebut pada akhirnya memunculkan tantangan bagaimana mengelola kota dengan cerdas dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup penduduknya.

"Tahun ini PGN berusia 50 tahun, PGN ingin turut memberikan kontribusi dalam pemanfaatan energi baik kepada masyarakat. Kami melihat upaya dan peran para pemerintah kota dalam pemanfaatan energi tersebut karena itulah kami menyambut baik tawaran kerjasama oleh Harian Kompas dan ITB dalam  mendorong terwujudnya kota cerdas Indonesia melalui kegiatan Indeks kota cerdas indonesia,” Kata Director Of Strategy and Business Development PGN M. Wahid Sutopo.

Pada malam penghargaan tersebut kota Surabaya keluar sebagai kota dengan raihan penghargaan terbanyak. Selain meraih peringkat pertama sebagai kota terbaik kategori kota berpenduduk di atas satu juta penduduk dan memenangkan kategori lingkungan, Kota Surabaya pada malam tersebut juga menyabet penghargaan Best of The Best sebagai penghargaan tertinggi di IKCI 2015.

Pada kategori kota dengan penduduk sampai dengan 200.000 jiwa, Magelang menempati peringkat pertama, disusul Madiun, Bontang, Mojokerto, dan Salatiga. Penghargaan kota cerdas dengan penduduk 200.000 hingga 1 juta jiwa berturut-turut diraih Yogyakarta, Balikpapan, Surakarta, Pontianak, dan Malang.

Lima besar untuk kategori kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa adalah Surabaya, Tangerang, Bandung, Depok, dan Semarang. Selain itu penyelenggara juga memberikan penghargaan untuk kota cerdas kategori ekonomi kepada Kota Magelang, kategori sosial kepada Kota Madiun, dan kategori lingkungan kepada kota Surabaya.

"Untuk membangun sebuah kota cerdas tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah saja, semuanya harus terlibat, termasuk masyarakat dan pengusaha. Sehingga nantinya hasil dari kerjasama ini nantinya bisa dinikmati bersama-sama. Berdiskusi dengan masyarakat pun perlu dilakukan untuk menentukan prioritas masalah,” ujar Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

“Tujuan utama bukan penghargaan ini, melainkan warga  dapat sejahtera, orangtua mampu menyekolahkan anak mereka, dan anak muda Surabaya dapat berprestasi di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Wakil Presiden Republik Indonesia ikut menyampaikan pandangannya bagaimana seharusnya menciptakan kondisi kota ideal “60 persen penduduk Indonesia akan tinggal di kota, untuk itu diperlukan penataan kota secara cerdas, di mana penduduk dapat memperoleh akses layanan kesehatan, nyaman, dan lingkungan hijau” ujar Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla.

Ada 93 kota otonom yang di nilai dalam program kerja sama Perusahaan Gas Negara (PGN), ITB, dan Harian Kompas itu. Penilaian meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tim penilai juga melihat penerapan teknologi dan partisipasi warga.

Bobot penilaian diperoleh dari pendapat 15 akademisi dan profesional terkait perkotaan. Penilaian juga mempertimbangkan isu strategis berdasarkan rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) Nasional.

Data dari Badan Pusat Statistik dan pemerintah kota menjadi bahan awal yang diolah dalam penilaian. Litbang Kompas juga menggelar survei tatap muka terhadap 6000 responden di 15 kota nominasi.

Penilaian masyarakat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam survei terhadap penilaian Kota Cerdas Indonesia 2015. Masyarakat memiliki peran dalam proses pemeringkatan karena mereka dapat memberikan penilaian langsung terhadap kinerja pelayanan birokrasi dan beragam fasilitas pemerintah kota. Hasil survei masyarakat serta data sekunder itu dikombinasikan.

Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo berharap acara ini dapat berkontribusi terhadap pengembangan kota di tanah air sebagai kado untuk Indonesia yang akan merayakan kemerdekaan ke-70 “Harapan dari penyelenggraaan IKCI ini adalah dapat menjadi kontribusi bagi bangsa dan kita bisa sama-sama belajar dari sebuah kota dengan kota-kota lainnya,” katanya. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com