LIPI akan Bawa Hasil KIPNAS XI ke Presiden

Kompas.com - 13/10/2015, 10:06 WIB


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) XI pada tanggal 8 – 9 Oktober 2015. Kongres yang dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenkopmk) Puan Maharani tersebut menghasilkan enam butir rumusan penting .

Enam butir rumusan penting hasil KIPNAS XI tersebut adalah Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Indonesia, Kolaborasi Keilmuwan, Paradigma Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Perubahan Mindset, Menuju Masyarakat yang Berilmu Pengetahuan, Membangun Teknologi Bersumber Ilmu Pengetahuan, dan terakhir adalah Kebijakan dan Keberpihakan Memajukan Ilmu Pengetahuan.   

Pasca pelaksanaan kongres, Kepala LIPI Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain mengatakan hasil KIPNAS yang merupakan buah pemikiran ilmuwan se-Indonesia akan segera disampaikan ke Presiden Joko Widodo. “Kita berharap bahwa ilmu pengetahuan menjadi sumber utama kebijakan Pemerintah ke depan” ujar Iskandar pada Jumat (9/10/2015). 

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Dr. Muhammad Dimyati, M. Sc menyampaikan kesepahamannya dengan Iskandar. Muhammad membenarkan bahwa hasil deklarasi tersebut harus segera disampaikan pada Pemerintah. “Para ilmuwan menanti janji Presiden yang akan lebih memberi perhatian terhadap bidang riset. Kita akan segera agendakan untuk audiensi dengan Presiden” imbuhnya.

Peneliti senior LIPI yang juga merupakan Ketua Tim Ilmiah KIPNAS Prof. Dr. Lukman Hakim menyampaikan bahwa keberpihakan Pemerintah sangat berpengaruh untuk pengembangan iptek ke depan. “Sekarang adalah zaman di mana kebijakan harus berdasarkan pertimbangan ilmiah atau science for policy” jelas Lukman. Menurut Lukman, LIPI sebagai lembaga riset memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal perkembangan ilmu pengetahuan dan membagikan manfaatnya pada masyarakat.

Lukman juga menyayangkan perhatian Pemerintah terhadap dunia riset yang masih kurang. “Untuk bahan baku obat saja, Indonesia masih impor 90 hingga 95 persen. Dengan sentuhan dan intervensi teknologi, kita bisa mengurangi ketergantungan tersebut” pungkasnya. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com