Osteoporosis Bukan Monopoli Kaum Perempuan & Usia Tua

Kompas.com - 20/10/2015, 08:42 WIB


Osteoporosis (tulang keropos) adalah penyakit tak bergejala dan berlangsung lama yang disebabkan oleh hilangnya kepadatan tulang secara perlahan-lahan. Jika tidak dideteksi dan diobati lebih awal, tulang akan menjadi semakin lemah dan rapuh sehingga lebih rentan mengalami patah tulang. Patah tulang akibat osteoporosis dapat menimbulkan rasa nyeri dan membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi, bahkan dapat menimbulkan kematian. 

Kebiasaan minum alkohol dan merokok, kurang asupan kalsium dan vitamin D, kurang aktivitas fisik dan lain-lain; membuat laki-laki memiliki risiko osteoporosis sama seperti perempuan. Di samping itu, gangguan makan dan latihan fisik berlebihan seperti pada perempuan muda yang aktif berolah raga, balet, senam, dan lain-lain, yang sangat mementingkan berat badan rendah; membuat perempuan muda pun tak lepas dari risiko osteoporosis. Penyakit Rickets akibat kurangnya vitamin D dan asupan kalsium, vegetarian atau melakukan pengobatan kortikosterois untuk asma; juga membuat anak berisiko mengalami osteoporosis. Oleh karena itu, sudah semestinya saat ini kita harus mulai peduli terhadap osteoporosis, terlebih bila kita termasuk dalam individu yang berisiko. 

Mari luangkan sedikit waktu kita untuk menilai risiko osteoporosis pada diri sendiri, dengan menjawab ‘Ya’ atau ‘Tidak’ pada pertanyaan berikut ini :

Faktor risiko yang tidak dapat diubah (riwayat keluarga)

  1. Apakah salah satu dari orang tua anda pernah terdiagnosa osteoporosis atau mengalami patah tulang pinggul karena jatuh ringan ?
  2. Apakah salah satu dari orang tua anda memiliki kifosis atau ‘punuk Dowager’ ?

Faktor klinis pribadi anda

  1. Apakah anda berusia 40 tahun atau lebih tua ?
  2. Apakah anda pernah mengalami patah tulang karena jatuh ringan ?
  3. Apakah anda sering jatuh (lebih dari satu kali dalam setahun terakhir) atau takut jatuh karena lemah ?
  4. Setelah usia 40 tahun, apakah tinggi badan anda telah hilang lebih dari 3 cm ?
  5. Apakah anda kurus (body mass index < 19 kg/m2) ?
  6. Apakah pernah mendapat terapi kortikosteroid (kortison, prednisone, dan lain-lain) selama lebih dari 3 bulan berturut-turut yang sering diresepkan untuk kondisi seperti asma, rheumatoid, dan beberapa penyakit inflamasi (peradangan) ?
  7. Pernahkah anda didiagnosa rheumatoid arthritis (penyakit rematik) ?
  8. 10.  Pernahkah anda didiagnosa over-reactive tiroid atau over-reactive kelenjar paratiroid (hipertiroid) ?

Khusus perempuan

  1. Untuk perempuan usia > 45 tahun, apakah menopause terjadi sebelum usia 45 tahun ?
  2. Apakah jadwal menstruasi anda pernah berhenti selama 12 bulan atau lebih secara berturut-turut (selain karena kehamilan, menopause atau histerektomi) ?
  3. Apakah ovarium anda diangkat sebelum usia 50 tahun, walaupun tidak mendapat terapi pengganti hormone ?

Khusus pria

  1. Pernahkah anda mengalami impotensi, libido berkurang atau gejala lain yang berhubungan dengan tingkat kadar testosteron yang rendah ?

Faktor risiko yang dapat diubah (pilihan diet atau gaya hidup)

  1. Apakah anda teratur minum alkohol melebihi batas yang dianjurkan (> 2 unit/hari) ?

Panduan perkiraan unit alkohol per gelas seperti berikut :

-    Bir/cider atau minuman hasil fermentasi sari buah apel (kadar alkohol 4%) 250 ml setara dengan 1 unit alkohol

-    Minuman anggur (kadar alkohol 12.5%) 80 ml/2.8 ons setara dengan 1 unit alkohol

-    Minuman keras lain (kadar alkohol 40%) 25 ml setara dengan 1 unit alkohol

  1. Apakah anda merokok ?
  2. Apakah anda berolah raga < 30 menit/hari ?
  3. Apakah anda menghindari atau alergi terhadap susu atau produk susu, tanpa konsumsi suplemen kalsium ?
  4. Apakah anda terpapar sinar matahari atau berada di luar ruangan < 10 menit setiap harinya ?

Menjawab ‘ya’ pada satu atau lebih pertanyaan di atas, tidak berarti anda osteoporosis, namun anda memiliki risiko yang terbukti klinis terhadap osteoporosis. Tunjukkan hasil isian anda kepada dokter, dan mungkin anda akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan jika diperlukan. Menjawab ‘tidak’ pada kebanyakan atau semua pertanyaan di atas, tidak berarti anda bebas osteoporosis. Konsultasikan dengan dokter dan tetap perhatikan kemungkinan risiko di kemudian hari. 

Penilaian risiko osteoporosis akan menjadi lebih baik jika dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan tulang, dan hal ini salah satunya melalui pemeriksaan penanda biokimiawi tulang. Penanda biokimiawi tulang adalah pemeriksaan darah yang mampu menilai aktivitas pembentukan dan pembongkaran tulang, serta keseimbangan antara kedua aktivitas tersebut. Bila aktivitas penyerapan atau pembongkaran tulang lebih besar dibandingkan dengan aktivitas pembentukan tulang, maka kepadatan tulang akan cepat berkurang atau berisiko mengalami osteoporosis di kemudian hari. Pemeriksaan penanda biokimiawi tulang mencakup C-Telopeptide (CTx) dan N-MID Osteocalcin. Pemeriksaan CTx bermanfaat untuk menilai pembongkaran (resorpsi) tulang, sedangkan N-MID Osteocalcin mampu menilai pembentukan tulang. 

Jika hasil pemeriksaan penanda biokimiawi tulang menunjukkan risiko osteoporosis anda tinggi, konsultasikan hal tersebut dengan dokter. Jika perlu, dokter akan meminta anda melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya pemeriksaan bone mineral density (BMD) untuk menentukan tingkat kepadatan dan kondisi tulang serta memastikan ada tidaknya osteoporosis. 

Tips

Sayangilah tulang anda dengan menjaga kesehatan tulang, diantaranya dengan melakukan tiga langkah berikut : latihan beban dan kekuatan otot setiap hari, diet seimbang dan pastikan cukup kalsium serta vitamin D, dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi biokimiawi tulang. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com