Mengembangkan Jejaring Kota Kreatif bagi Kesejahteraan Indonesia

Kompas.com - 26/10/2015, 20:01 WIB


Sebanyak lima puluh satu perwakilan daerah mendeklarasikan diri untuk berkomitmen mengembangkan Jejaring Kota Kreatif bagi Kesejahteraan Indonesia yang Inklusif dan Lestari, Minggu (25/10/2015), di Gedung Bank Indonesia Solo, Jawa Tengah. Acara yang juga disebut sebagai Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menggelar pertemuan baik dalam kelompok besar dan kecil, sehingga tersaring berbagai ide, serta pandangan dengan nafas yang sama. Demi menciptakan industri kreatif yang mensejahterakan masyarakat.

Acara yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata, Ir.Arief Yahya ini merupakan salah satu agenda untuk memperkenalkan Indonesia pada dunia yaitu Wonderful Indonesia.  “Kita jago di culture industry dan saya yakin kita bisa bersaing di culture industry. Culture of industry itu ekonomi kreatif termasuk pariwisata. Culture of Industri itu adalah gabungan antara culture of velue dan commercial value. Kebudayaan harus kita kreasikan. Lalu dari kreasi itu akan timbul dampak ekonomi, bisa mensejahterakan,” ujar Arief dalam sambutannya.

Para peserta ICCN 2015 ini berasal dari berbagai latar belakang profesi. Mulai dari pegawai pemerintah daerah, komunitas, praktisi, akademisi, dan LSM, yang bersinergi dengan pemerintah pusat yang terdiri dari Kementrian Koordinator Perekonomian, Kementrian Pariwisata, dan Badan Ekonomi Kreatif.

Ada delapan poin kebijakan yang dideklarasikan oleh para wakil daerah di ICCN 2015. Kebijakan tersbut diharapkan menjadi langkah konkrit menuju kesejahteraan rakyat Indonesia. Adapun delapan poin tersebut adalah:

  1. Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif Indonesia  (ICCN, Indonesia Creative Cities Network) adalah perkumpulan berbadan hukum dari pemangku kepentingan di masing masing Kota-Kabupaten yang menyatakan diri untuk bergabung dan berkolaborasi  melalui jejaring Kota-Kabupaten kreatif secara bersama-sama untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di tingkat nasional.
  2. Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif Indonesia memperhatikan potensi Indonesia dalam pengembangan Kota kreatif di tingkat  Asia Tenggara sehingga secara bersama-sama mampu berkiprah di tingkat global.
  3. Untuk mendorong terjadinya lompatan kesejahteraan masyarakat yang inklusif dan keberlanjutan dalam konteks pembangunan Kota-Kabupaten melalui beragam gerakan kreatif di masing-masing daerah, model yang secara bertahap dikembangkan adalah melalui strategi “memakan bubur dari pinggir”.
  4. Penguatan Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif dilakukan dengan melibatkan  seluruh potensi pemangku kepentingan pada tahapan pendataan dan pemetaan, penelitian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengembangan, sesuai dengan  peran, fungsi, kapasitas dan kompetensi masing masing pelaku.
  5. Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif Indonesia secara bersama-sama mendorong kerjasama dan kolaborasi antar pemangku kepentingan serta Kota-Kabupaten untuk terbentuknya  pasar yang terbuka, terpercaya, dan mensejahterakan pelakunya dengan basis ilmu pengetahuan, dan didukung oleh kegiatan penelitian, dan pengembangan, serta investasi seluruh sumber daya, dan dukungan kebijakan yang spesifik.
  6. Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif dirancang untuk diselenggarakan dalam jangka menengah pertama sampai dengan tahun 2019, yang diturunkan menjadi program kegiatan tahunan di tingkat nasional yang mengakomodasi kegiatan serta sinergi kegiatan Kota-Kabupaten dan lintas pemangku kepentingan.
  7. Organisasi Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif Indonesia berbentuk organisasi perkumpulan independen yang dipimpin oleh 7 orang dewan pengarah yang mewakili pemangku kepentingan kunci yaitu; perwakilan  Kota, Kabupaten, swasta, akademisi, profesional/praktisi, komunitas, LSM, dan bekerja sebagai mitra pemerintah termasuk Badan Ekonomi Kreatif, Kementrian, Badan dan pemangku kepentingan terkait di tingkat nasional.
  8. Jejaring Kota-Kabupaten Kreatif Indonesia bersepakat untuk melaksanakan pertemuan ketiga di Kota Malang secara bersama sama seluruh Kabupaten Kota di Malang. Pada bulan April  2016, dengan agenda utama penyampaian assestment dan pemetaan mandiri atas potensi, peluang dan tantangan pengembangan  kreatifitas di masing masing daerah, sebagai bahan untuk penyusunan tujuan, strategi, lembaga dan program spesifik dimasing masing daerah, kolaborasi antar daerah, program nasional, dan kerjasama jejaring Kota-Kabupaten kreatif Indonesia di kancah Asia Tenggara.

Menurut Penanggung Jawab ICCN Ardian Pratomo, pembentukan Jejaring Kota – Kabupaten Kreatif Indonesia dimaksudkan untuk membuka ruang kolaborasi di antara Kota dan Kabupaten di Indonesia. Dalam upaya pengembangan, serta pemanfaatan potensi kreativitas yang dimiliki setiap daerah. "Adanya interaksi dan komunikasi antar daerah akan memunculkan inspirasi inspirasi kreatif di Kota masing masing dan itu menjadi fondasi bagi tata kelola potensi daerah dengan harapan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara inklusif dan lestari," ujar Ardian.

Selain deklarasi terbentuknya ICCN, konferensi ini juga memilih tujuh orang anggota formatur, yakni Drs. Wasto SH. MH. (Kota Malang), Dr. Dwinita Larasati, MA (Kota Bandung), Arief ‘Ayip’ Budiman (Kota Denpasar), M. Arief Budiman (Kota Yogyakarta), Jon Hendri (Kota Sawahlunto), Irwan Ade Saputra (Kota Makassar) dan Witontro (Kabupaten Kutai Kartanegara).

Sementara Inisiator Solo Creative City Network (SCCN), Paulus Mantarga dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia, dengan masa bakti kepengurusan dua tahun. Seluruh peserta juga menyepakati, Kota Solo dipilih menjadi lokasi kedudukan sekretariat nasional.

Dengan digelarnya konferensi ini, diharapkan bisa mendorong pemanfaatan potensi kreativitas untuk kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi kreatif di level Kota dan Kabupaten. Sasaran secara nasional adalah terbentuknya organisasi Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif, lengkap dengan susunan pengurus dan program kerja; sehingga aktifitas di Kota dan Kabupaten bisa tumbuh, berkembang dan saling berkolaborasi sebagaimana terjadi pada poros Solo-Bandung di tingkat nasional maupun internasional. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com