Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

KOMPAS.com/Slamet Priyatin - Panen raya kedelai di Kendal.
Rabu, 28 Oktober 2015

Berharap Kedelai Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri




KOMPAS.com - Sudah sejak lama kedelai sohor menjadi bahan baku penganan tempe dan tahu bagi kebanyakan rakyat Indonesia. Harganya pun terbilang terjangkau bagi semua kalangan di Tanah Air.

Terkait dengan hal tersebut, acara panen raya kedelai di Desa Campagaya, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (27/10/2015), oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menunjukkan catatan kecil bahwa sampai kini, kedelai ternyata belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Seturut catatan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam buku Kinerja Satu Tahun Kementerian Pertanian Oktober 2014- Oktober 2015 yang disampaikan pada Selasa (20/10/2015) di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Angka Ramalan 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi kedelai mencapai 999.000 ton. Sementara, realisasi pada 2014 berada di angka 955.000 ton.

Selanjutnya, sepanjang periode tersebut di atas, kinerja produksi kedelai meningkat melalui produktivitas 15,60 kuintal/hektar (ku/ha) atau naik 0,9 ku/ha (0,58 persen) dan luas panenyang meningkat 25.000 hektar atau setara dengan 4,01 persen.

Kemudian, peningkatan produksi kedelai mencapai 43,8 ribu ton atau naik 4,59 persen. Angka produksi ini setara dengan kontribusi ekonomi Rp 0,35 triliun.

Catatan pada buku tersebut juga menunjukkan pesan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan industri, produksi kedelai 2015 harus ditingkatkan lagi. Fokus dikembangkan pada lokasi yang memunyai keunggulan komparatif untuk mencukupi kebutuhan domestik.

Di Desa Campagaya, Menteri Andi Arman Sulaiman mengatakan bahwa saat ini, luas lahan tanaman kedelai di Indonesia mencapai 700.000 hektar. Data terkini BPS menunjukkan sepanjang 2015, produksi kedelai mencapai 998.870 ton biji kering. Angka ini naik 4,59 persen jika dibandingkan pencapaian pada 2014.

Kementerian Pertanian dalam catatannya, sementara itu, menunjukkan bahwa kebutuhan kedelai 2,54 juta ton. Itu berarti, impor kedelai untuk menutupi kekurangan mencapai 1,54 juta ton.

Lebih lanjut, kata Menteri Amran, Kementerian Pertanian menganggarkan dana hingga Rp 1 triliun sepanjang tahun ini untuk komoditas kedelai. Besarnya anggaran tersebut disalurkan untuk beberapa rencana strategis, seperti bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), hingga dana bantuan langsung pada para petani.

Seluruh upaya itu, kata Menteri Arman, merupakan langkah penting untuk mengurangi impor kedelai. Pasalnya, selain beras, produksi kedelai juga menjadi target swasembada pangan. Dengan demikian, harapan bahwa kedelai menjadi tuan rumah di negeri sendiri menjadi kenyataan.