Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Josephus Primus - Gabah tengah dijemur. Catatan terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (2/11/2015) menunjukkan terjadi koreksi pada Angka Ramalan (Aram) I gabah kering giling (GKG) dari 75,55 juta ton menjadi 74,99 juta ton GKG. Angka koreksi sebesar 560.000 ton itu termaktub dalam Aram II 2015.
Selasa, 3 November 2015

Kementan Sudah Antisipasi El Nino Sejak Setahun Silam



KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) sudah melakukan antisipasi fenomena El Nino sejak setahun silam. El Nino adalah gejala penyimpangan atau anomali pada suhu permukaan di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru. Suhu di kawasan itu naik lebih tinggi ketimbang suhu normal.

Di Indonesia, menurut catatan terkumpul, El Nino, memang sudah diprediksikan sejak setahun silam. Maka dari itulah, menurut buku Kinerja Satu Tahun Kementerian Pertanian Oktober 2014-Oktober 2015, antisipasi dini dan penanganan kekeringan sudah dilakukan sejak Oktober setahun silam. Kementan dalam hal tersebut, sudah mendistribusikan 21.953 unit pompa air.

Selain itu, Kementan juga sudah melakukan rehabilitasi irigasi tersier dan membangun 2.000 sumur dangkal di Kabupaten Timor Tengah Selatan (Provinsi Nusa Tenggara Timur) dan di Kabupaten Grobogan (Provinsi Jawa Tengah). Kementan pun sudah membangun seribu embung dan dam parit.

Penanganan dini kekeringan dilakukan Kementan bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Caranya dengan melakukan hujan buatan. Kementan juga memberikan asuransi usaha tani untuk 1,0 juta hektar lahan.

Sepanjang satu tahun tersebut, ada 114.707 hektar lahan yang terselamatkan dari puso. Kemudian ada juga bantuan benih dan pupuk 105.000 hektar sebagai kompensasi bagi petani terkena puso.

Dalam rangka melindungi petani dari risiko usaha tani akibat banjir, kekeringan, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Kementan meluncurkan asuransi pertanian khususnya padi. Sampai dengan 2015 usai, asuransi itu bakal melindungi 1 juta hektar lahan padi. Sehingga, bila terjadi kegagalan panen, petani mendapat klaim ganti rugi hingga Rp 6 juta per hektar.    

Catatan terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (2/11/2015) menunjukkan terjadi koreksi pada Angka Ramalan (Aram) I gabah kering giling (GKG) dari 75,55 juta ton menjadi 74,99 juta ton GKG. Angka koreksi sebesar 560.000 ton itu termaktub dalam Aram II 2015.

SUPARMAN SULTAN / KOMPAS.COM

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman yang didampingi oleh Bupati Kolaka, Ahmad Safei (memakai topi)