Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok Kementan - Mentan Andi Amran Sulaiman saat mendampingi kujungan kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (6/6/2015) lalu.
Selasa, 10 November 2015

Terapkan Sistem Pertanian Terpadu di Seluruh Indonesia



KOMPAS.com - Pencapaian swasembada pangan di Tanah Air adalah keniscayaan. Maka dari itulah, pemerintah melalui Kementerian Pertanian berupaya keras mewujudkan hal  itu.

Catatan kinerja Kementerian Pertanian periode Oktober 2014 - Oktober 2015 sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Andi Amran Sulaiman menunjukkan salah satu tugas  pokok untuk mewujudkan swasembada pangan adalah penerapan sistem pertanian terpadu di samping modernisasi pertanian tentunya.

Catatan Kementerian Pertanian itu menunjukkan bahwa modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan solusi yang efisien untuk menggantikan pola usaha tani manual dan mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kerja. Tak hanya itu, minat generasi muda pada pertanian meningkat seiring pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Pada 2014, misalnya, pemerintah hanya mampu menyediakan alsintan kurang dari 10.000 unit. Mekanisasi pertanian hingga 2015 memasuki masa akhir sudah mencatatkan jumlah alsintan mencapai angka 62.221 unit. "Pada 2016, akan disediakan lebih banyak lagi," kata Amran.

Secara rinci, alsintan meliputi mesin penanam padi, mesin pemanen padi, traktor tangan, traktor roda 2, traktor roda 4, unit penggiling gabah (RMU), hingga pompa air. "Mesin-mesin itu nantinya disesuaikan. Artinya, kalau lahannya kecil ya mesinnya juga kecil," tuturnya.

Hitung-hitungan Kementerian Pertanian, modernisasi mampu menghemat biaya produksi di kisaran 30 persen dan menurunkan susut panen hingga 10 persen. Jika dibandingkan pula, mekanisasi pertanian menghemat tiga pos biaya yakni biaya olah tanah, tanam, dan panen sebesar Rp 5,1 juta per hektar.

Sementara, dengan pola manual, ketiga pos itu menyumbang ongkos produksi hingga Rp 7,3 juta per hektar. Jadi ada penghematan hingga Rp 2,2 juta per hektar.

Dok Kementan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyerahkan bantuan 280 alat mesin pertanian (alsintan) untuk para petani Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dari total 2.000 alsintan yang diberikan untuk Sumatera Selatan.

Terpadu

Sementara itu, sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bhakti Bumi Mandiri John Turnip hari ini, Selasa (10/11/2015), Indonesia harus belajar dari Brasil sebagai negara agraris paling besar di dunia. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah penerapan sistem pertanian terpadu secara meluas.

John menambahkan, sistem pertanian terpadu tidak sekadar mengandalkan teknologi modern di dunia pertanian. Sistem itu menyertakan pula penggunaan ilmu pengetahuan. "Tujuannya untuk memperbanyak dan mempercepat beragam hasil pertanian dari sebuah lahan pertanian," tuturnya sembari menambahkan bahwa tagline alias semboyan untuk sistem terpadu tersebut adalah Indonesia Mandiri.

Josephus Primus

Swasembada pangan di Tanah Air juga mesti mementingkan ketersediaan berikut distribusi pupuk hingga ke pelosok negeri.

Nantinya, sistem pertanian terpadu tersebut menggabungkan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan berikut ilmu-ilmu terkait pertanian dalam satu lahan. Yang juga masuk di dalam sistem itu, terang John adalah pengembangan desa terpadu.

Berangkat dari ide itulah, kata John, pihaknya menyiapkan lahan seluas 12.000 hektar di Banten. Program itu juga menyiapkan bibit-bibit unggul berikut pemasaran hasil pertanian.

Sebagai langkah awal, program ini menggandeng 1.200 pesantren di Provinsi Banten. Dana yang disiapkan mencapai angka Rp 2 triliun.

Pada bagian selanjutnya, tokoh lingkungan hidup Emil Salim memberikan pesan bahwa program sistem pertanian terpadu mesti mampu merangkul petani. "Jangan lupa, hal ini tanpa mengesampingkan keramahan lingkungan," demikian Emil Salim.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Emil Salim