Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Josephus Primus - Pekerja melintas di atas gabah yang tengah dijemur di Desa Gardu Mukti, Kecamatan Tambak Dahan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat pada Selasa (20/10/2015). Kementerian Pertanian menyebutkan, pada 2015, pemerintah tidak melakukan impor beras konsumsi. Menurut data Angka Ramalan I Badan Pusat Statistik produksi pada sepanjang 2014-2015 mencapai 75,551 juta ton padi.
Selasa, 10 November 2015

Impor Beras Hanya untuk Cadangan



KOMPAS.com - Memperjuangkan swasembada pangan bagi Indonesia salah satunya adalah memperkuat kemampuan pertanian Tanah Air mencukupi kebutuhan sendiri. Sejalan dengan itulah, sebagaimana yang acap disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan, pihaknya memperjuangkan kebijakan pengendalian rekomendasi impor dan mendorong ekspor pada 2015.

Catatan mengenai hal itu termaktub pula dalam buku Kinerja Satu Tahun Kementerian Pertanian Oktober 2014-Oktober 2015. Pada 2014 tercatat adanya impor beras medium. Berkat pengendalian impor, sejak Januari 2015 tidak ada impor beras medium. Kebijakan itu telah menghemat devisi 374 juta dollar AS.

Data dari Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada 2014 ada impor beras 815.307 ton. Sementara, ekspor beras sepanjang tahun itu besarnya 3.026 ton.

Selanjutnya, sampai dengan Agustus 2015, Indonesia justru mengekspor 1.215 ton beras. Sementara, hingga periode itu, tidak ada impor beras.

Menurut Menteri Amran, andaikan pemerintah mengimpor beras, hal itu semata-mata untuk memenuhi cadangan nasional. Amran mengumpamakan kebijakan impor beras dengan sebuah pertandingan sepak bola. "Namanya cadangan. Kalau pemain cadangan, itu dia tidak masuk kalau semua pemainnya beres sampai dengan akhir permainan," tuturnya.

"Kenapa ada cadangan? Begitu cintanya pemerintah Indonesia kepada rakyatnya. Tapi, yang menentukan cadangan itu masuk atau dia diam di tempatnya adalah kita semua yang ada di sini," imbuhnya lagi.

"Menahan impor berarti menghemat Rp 52 triliun," demikian Menteri Andi Amran Sulaiman.