Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Josephus Primus - Sapi Bima dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging domestik, pemerintah mengembangkan sentra pembibitan dan penggemukan sapi pada lahan 1 juta hektar oleh sembilan investor.
Selasa, 10 November 2015

Delapan Tantangan Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Pertanian



KOMPAS.com - Refleksi selama setahun sejak 2014 Kementerian Pertanian menunjukkan ada delapan tantangan dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong investasi pertanian. Kedelapan tantangan itu termaktub di dalam  dalam buku Kinerja Satu Tahun Kementerian Pertanian Oktober 2014-Oktober 2015.

Berturut-turut, kedelapan tantangan itu adalah pertama, deregulasi untuk penyediaan dan penyiapan lahan 2,2 juta hektar. Kedua, menyederhanakan persyaratan perizinan pendaftaran produk benih, pupuk, pestisida, dan menerapkan perizinan satu pintu.

Tantangan ketiga adalah debotlenecking dalam rekomendasi perizinan dan investasi. Keempat, deregulasi bea masuk sapi indukan dari lima persen menjadi nol persen dan biaya karantina Rp 2,5 juta per ekor ditanggung pemerintah.

Tantangan kelima adalah menyiapkan pulau karantina untuk sapi. Tantangan keenam adalah mengefektifkan penggunaan bio-diesel berbahan baku CPO sehingga 2015 mencapai target 15 persen, selama ini penggunaannya baru mencapai kurang dari lima persen.

Tantangan ketujuh adalah pembebasan PPN 10 persen pada industri modified cassava dlour (Mocaf). Tantangan terakhir atau kedelapan adalah menerbitkan PP tentang Pembiayaan Pertanian dan PP tentang Usaha Agrowisata sebagai tindak lanjut UU 23/2010 tetang Hortikultura.