Acungan Jempol Untuk Tim Challenge The World 2015

Kompas.com - 27/11/2015, 08:00 WIB


Pada 17 November lalu, Tim Challenge the World 2015 terbang ke Jepang untuk menghadapi tim-tim streetball terbaik di sana. Bisa dibilang, ini pertama kalinya tim streetball Indonesia mencicipi laga internasional.

Mereka adalah Reza Arfah, Maulana, Syam Hasyimi, Raymond Sebastian, Rio Disi dan si kembar Nicko-Nicky. Sebelum berangkat ke Jepang, para streetballer ini menjalani training camp selama dua bulan dengan pelatih asal Amerika Serikat, Coach Dan Rose dan Trevor Bing.

Di Tokyo, Tim Challenge the World 2015 melakoni tiga laga. Laga pertama, Reza Cs harus mengakui keunggulan tim SomeCity Allstar dengan poin 38-23. Pada laga kedua, Tim Challenge the World 2015 meraih hasil positif ketika menghadapi tim Meisei University. Mereka menang dengan poin 68 - 64.

Sementara, di laga terakhir, Tim Challenge the World 2015 harus bertanding melawan tim terbaik di Tokyo, Ballaholic. Pertandingan pun berlangsung sangat seru. Namun, mereka akhirnya harus menyerah dari Ballaholic dengan poin 71-51.

Kalah dua kali dari tiga pertandingan, Tim Challenge the World 2015  tetap harus mendapat acungan jempol. Mereka telah membuktikan kalau tim streetball Indonesia sudah sangat pantas berlaga di kancah internasional.

(insertChallenge)

Maulana yang akrab dipanggil Lana, mengungkapkan, timnya sudah tampil maksimal. Ia pun merasa sudah bisa mengimbangi tim Jepang yang notabene lebih matang dan berpengalaman.

“Kalau dari skill dan permainan mereka memang sangat bagus tapi kita cukup bisa mengimbangi. Dan sepertinya keberuntungan lagi ada di pihak mereka,” ujarnya saat diwawancara usai pertandingan melawan Ballaholic di arena kampus Meisei, Hino, Tokyo.

Selama bertanding di Jepang, Lana dan teman-temannya harus beradaptasi dengan banyak hal, mulai dari peraturan yang baru dan suhu yang dingin.

“Waktu main, suhunya 12 derajat, aku rasa ini pertama kalinya kita main dengan suhu dingin, hal ini pastinya jadi kendala berarti buat kita,” kata Lana.

“Belum lagi peraturan streeball di sini agak berbeda dengan peraturan di Indonesia. Banyak gerakan yang di Indonesia itu sah, di sini ternyata traveling, nah kita harus beradaptasi lagi,” lanjutnya.

Lana mengaku mendapat banyak pelajaran penting setelah menghadapi tim-tim streetball Jepang. Ia pun yakin bisa mengatasi mereka di pertandingan berikutnya.

Nah, Anda bisa mengetahui informasi lengkap seputar kiprah Tim Challenge the World 2015 di Jepang di www.la-streetball.com! Link ke https://www.la-streetball.com/lasb2015. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com