Advertorial

Memantapkan Perekonomian Indonesia 2016 dalam CEO Forum

Kompas.com - 27/11/2015, 17:43 WIB

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menggeliat di penghujung tahun, setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan. Oleh karenanya butuh langkah nyata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Harian Kompas dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali menggelar KOMPAS 100 CEO Forum 2015 pada Kamis (26/11/2015) bertempat di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center. Ajang forum diskusi ini memang ditujukan untuk memberikan pemahaman dan latar belakang yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan tahun depan.

Acara KOMPAS 100 CEO Forum ini dihadiri oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Gubernur BI Agus DW Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad.

Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengungkapkan, “BNI telah bekerjasama dengan KOMPAS selama 4 tahun berturut-turut. Maksud dan tujuan mengadakan acara ini adalah dalam upaya menjembatani antara pemerintah sebagai pemegang kebijakan dengan pelaku usaha.”

Acara dibuka dengan keynote speech dari Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil yang menuturkan tentang kerangka ekonomi membangun negeri dengan meningkatkan masyarakat yang mandiri.

“Untuk mencapai pemantapan yaitu reformasi di segala bidang yang dimunculkan dalam beberapa paket. Yang perlu dilakukan adalah mengembangkan masyarakat Indonesia yang lebih mandiri, didukung dengan pembangunan infrastruktur nasional,” ujar Sofyan.

Selanjutnya acara forum diskusi dimoderatori oleh Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM A Tony Prasentiantono. Acara dibagi dalam 2 sesi diskusi yang masing-masing diikuti dengan sesi tanya jawab.

Para pembicara dalam acara ini sangat beragam mulai dari Presiden Republik Indonesia, para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur BI, pengamat dan pelaku ekonomi yang memang berkompeten dalam bidangnya sehingga bisa memberikan gambaran dan penjelasan tentang peta jalan pembangunan ekonomi dan kebjiakannya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Lebih lanjut, Suprajarto mengungkapkan, kondisi perekonomian Indonesia memang sempat mengalami tantangandengan beberapa indikator seperti melemahnya nilai tukar rupiah, turunnya nilai ekspor, perlambatan penjualan beberapa komoditas, namun di Kuartal VI tahun 2015, perekonomian mulai menggeliat kembali.

-
“Semoga di tahun 2016, tren pertumbuhan tetap berlanjut, apalagi ada beberapa agenda pembangunan infrastruktur yang beroperasi mulai tahun depan. Kami optimis sektor perbankan akan berkembang dan diharapkan juga mendapat dukungan dari para pelaku usaha,” kata Suprajarto.

Dalam sesi diskusi, dipaparkan langkah-langkah pemerintah dalam situasi menjaga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, gambaran umum kondisi perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 mendatang.

Di akhir sesi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menutup gelaran acara dengan closing speech-nya. Presiden menegaskan, Indonesia tidak dapat menghindar dari kompetisi dengan negara lain, oleh karena itu mulailah dengan mengembangkan sikap tidak takut pada kompetisi.

“Kita harus memaksa diri kita, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, BUMN atau swasta bahwa tahun depan hanya ada satu misi yaitu misi kompetisi. Dimana negara sangat mendukung dan memberikan kemudahan terhadap dunia usaha dan teknologi. Masih banyak peluang yang bisa kita ambil untuk berkembang. Terutama dunia ekonomi digital yang akan sangat menggerakkan perekenomian Indonesia di masa mendatang,” kata Jokowi. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com