Berkolaborasi Dengan MIT, Balitbang PUPR Dorong Inovasi Dalam Pengelolaan Infrastruktur Nasional

Kompas.com - 02/12/2015, 09:46 WIB


Jakarta, (01/12/2015)
, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Diskusi Riset Geoteknik dengan mengundang Prof. Andrew Whittle dari Fakultas Teknik Sipil-Massachusets Institute Technology (MIT). Kedatangan Prof. Andrew Whittle tersebut dalam rangka bertukar pengalaman terkait riset geoteknik dengan para peniliti dari Balitbang PUPR.

Diskusi ini merupakan tindaklanjut dari kerjasama dengan Industrial Liaison Program-Masschusets Institute Technology (ILP-MIT), antara Kementerian PUPR dan Massachusets Institute Technology. Hal-hal yang dibahas dalam diskusi tersebut mencakup beberapa hal antara lain: Geotechnical Road, Geotechnical and Water Resources, dan Geotechnical on Structure and Construction.

Beberapa hal dan permasalahan yang sering dihadapi dalam proyek pembangunan Kementerian PUPR yang berhubungan dengan riset geoteknik pun dipresentasikan oleh para peneliti dari Balitbang. Dalam diskusi yang berlangsung cair ini, Prof. Andrew Whittle dari MIT beberapa kali mencoba memberikan solusi, dan membagikan pengalamannya tentang riset geoteknik.

Andrew Whittle sendiri merupakan dosen tetap di MIT dengan keahlian utama pada geotechnical engineering, terutama pada constitutive models and practical applications, serta integration of monitoring and modeling. Pengalaman Profesor Whittle salah satunya pada sistem perlindungan badai di New Orleans setelah Badai Katrina dan penelitiannya telah banyak diterapkan dalam desain sistem pondasi untuk fasilitas produksi minyak laut dalam di Teluk Meksiko. Whittle juga telah bekerja secara ekstensif pada masalah interaksi tanah-struktur untuk penggalian dan proyek terowongan perkotaan, termasuk arteri pusat Boston – terowongan pelabuhan ketiga dan proyek transit Piers MBTA Selatan.

Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Fahmi Aldiamar, ST, MT menjelaskan bahwa diskusi ini merupakan langkah awal dari kerjasama yang dibangun Kementerian PUPR dengan MIT. “Pada prinsipnya kita ingin mempunyai partnership, MIT yang kini sudah mempunyai nama besar dan menghasilkan teknologi yang telah digunakan di seluruh dunia. Kita berharap bisa berkolaborasi dengan MIT,” jelas Fahmi.

Fahmi pun mengatakan bahwa tujuan dari diskusi ini adalah saling bertukar ilmu antara Balitbang Kementerian PUPR dengan MIT, sehingga nantinya teknologi yang telah dipelajari bisa diimplementasikan ke proyek dalam negeri.

-

“Dengan sharing knowledge bersama Prof. Andrew yang mempunyai banyak pengalaman terkait proyek terowongan, gempa, dan penanganan banjir, kita bisa belajar dari pengalamannya tersebut terkait sistem pemantauan, dan sistem pendeteksiannya. Sehingga nantinya kita bisa implementasikan di proyek kita,” ujar Fahmi.

Acara diskusi ini bukanlah pertemuan pertama antar Kementerian PUPR dengan pihak MIT, setelah sebelumnya mengadakan sebuah seminar “Innovation Stimulation for Effective Business Process for Infrastructure Provision”, (16/11/2015). Direktur Jenderal Bina Marga, Hediyanto Husnaini yang hadir mewakili Kementerian PUPR pada seminar tersebut, mengatakan bahwa dalam era pemerintahan Presiden Jokowi dengan Nawa Cita-nya, menuntut Kementerian PUPR bekerja lebih cepat, bukan lagi wacana namun real challenge.

Ia juga mengungkapkan bahwa Kementerian PUPR perlu memikirkan untuk pembentukan grup inovasi, yang inisiasinya dapat dimulai oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan. Kerjasama dengan MIT merupakan langkah yang tepat, karena MIT memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengedepankan inovasi untuk kemajuan dunia.

Dalam seminar ini, representatif dari Massachusets Institute Technology, Michael Scharge menyampaikan bahwa inovasi adalah hal mendasar yang perlu dilakukan tiap institusi. Pengelolaan inovasi yang baik akan memberikan keuntungan bagi institusi. Michael juga menekankan bahwa inovasi harus dibarengi kerjasama dengan berbagai pihak, sehingga institusi dapat lebih inovatif. Untuk itu, Kementerian PUPR diharapkan dapat melakukan pengelolaan inovasi yang melibatkan berbagai pihak pendukung agar mampu menghasilkan inovasi infrastruktur yang handal. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com