Advertorial

Si Pengganggu Pengancam Bahaya dalam Rumah Anda

Kompas.com - 10/12/2015, 09:03 WIB

Anak-anak terutama di usia aktif, pasti gemar menjelajah lingkungan sekitar, termasuk rumah sebagai lingkungan terdekat baginya. Halaman rumah yang rindang dengan berbagai pepohonan dan rumput  bisa jadi tempat favorit anak Anda untuk bermain.

Tahukah Anda, ternyata daun rerumputan merupakan habitat Tungau (Sarcoptes Scabiei). Hewan kecil ini bisa dengan tidak sengaja menempel di tubuh atau pakaian anak-anak ketika mereka bermain di halaman.

Tungau adalah hewan berkaki delapan yang ukurannya sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat secara kasat mata. Biasanya kasur, sofa, karpet, atau perabotan lainnya menjadi tempat tinggal yang digemari tungau. Bayangkan saja, di sebuah kasur bisa terdapat 10.00 tungau. Begitupun juga di karpet rumah. Tungau menghasilkan 20 kotoran yang bisa hancur menjadi seperti debu. Inilah yang menyebabkan timbulnya alergi pada kulit manusia, tak terkecuali bagi anak-anak.

Menurut studi untuk the America Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, alergi terhadap tungau bisa menimbulkan serangan asma pada anak delapan kali lipat daripada penyebab asma lain. Sekitar 30% anak-anak dan orang dewasa terkena alergi debu, asma, pilek, gatal-gatal yang disebabkan oleh tungau.

Efek gigitan tungau pada anak kecil dan orang dewasa pun berbeda-beda. Pada anak-anak, gigitan tungau bisa menimbulkan bengkak kemerahan yang disertai rasa gatal. Jika terus digaruk, bekas gigitan bisa menjadi semakin perih dan bengkak, selama 3-4 hari. Sementara pada orang dewasa, racun gigitan tungau tidak terlalu kuat sehingga hanya menyebabkan bentol dan gatal seperti digigit nyamuk saja.

Memasuki musim hujan, para orang tua perlu lebih waspada lagi terhadap kehadiran tungau. Tungau yang memakan serpihan kulit mati atau ketombe dari rambut manusia terutama di malam hari, bisa hidup “nyaman” hidup karena faktor udara lembab di musim hujan.

Kenyamanan inilah yang akan memacu perkembangbiakannya menjadi sangat cepat. Selain itu, tungau juga menyukai lingkungan hangat ataupun debu dalam rumah. Cobalah untuk lebih memperhatikan karpet, kasur, bantal, guling, selimut hingga boneka kesayangan anak Anda.

Gejala alergi akibat tungau yang mungkin menyerang anak-anak perlu sangat diperhatikan. Karena sekalinya muncul satu jenis alergi, besar kemungkinan akan memicu gejala alergi lain pada anak di tahap tumbuh kembang selanjutnya. Apalagi, alergi karena tungau debu ini juga bisa menular melalui sentuhan langsung ataupun tidak langsung melalui baju, handuk, dan seprai.

Bayi dan anak kecil juga bisa terkena tungau yang menyebabkan gatal dan iritasi kulit di sekitar kepala, leher, wajah, telapak tangan dan kaki. Rasa gatal dan perih yang muncul bisa saja mengganggu waktu tidur anak-anak Anda. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan?

Ayo, saatnya untuk lebih awas terhadap tungau dengan rutin membersihkan kasur setiap sebelum tidur malam dan jemur kasur setidaknya seminggu sekali atau dua minggu sekali. Usahakan tata letak tempat tidur mendapat sinar matahari yang cukup. Ciptakan juga kebiasaan diri dengan mandi teratur setiap hari, serta lingkungan rumah yang bersih. 

Untuk lebih maksimal, Sharp Mite Catcher akan membantu perlindungan maksimal bagi Anda sekeluarga. Dengan teknologi Heat Cyclone dengan panas lebih dari 40 derajat Celcius, Sharp Mite Catcher akan membuat tungau yang bersembunyi di bantal, kasur, guling, selimut menjadi lemas tak berdaya.

Fitur Power Brush dan Wide Suction Port akan menghisap kuat tungau dengan efek putaran sentrifugal pada corong debu. Semua kotoran akan bersih hingga 99%. Selain itu teknologi Ion Plasmaclusternya akan menghilangkan bau tak sedap di kasur Anda. Jadi, tak perlu khawatir lagi terhadap tungau berkeliaran di rumah Anda. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com