Rabu, 16 Desember 2015

Pilkada Serentak Semoga Makin Memunculkan Banyak Teladan

KOMPAS.com/Sabrina Asril - Peneliti LIPI Siti Zuro


KOMPAS.com - Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang baru saja usai pada 9 Desember 2015 menjadi catatan tersendiri bagi Siti Zuhro. Perempuan yang menjadi profesor riset pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengemukakan pandangannya itu pada seri ketiga Dialog Nasional Mambangun Bangsa yang berlangsung di Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Selasa (15/12/2015). Sejak seri pertama dialog yang berlangsung di Jakarta dan seri kedua yang berlangsung di Manado, Sulawesi Utara, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri, menjadi penyelenggara.

Dalam catatannya, Siti Zuhro mengatakan ada 264 daerah yang berpartisipasi dalam pilkada serentak kali pertama di Indonesia itu. Meski berlangsung damai, secara umum perhelatan demokrasi itu masih memunyai catatan partisipasi masyarakat kurang dari 60 persen.

Hal lain yang menjadi perhatian Siti Zuhro adalah keikutsertaan 173 petahana. Dari jumlah itu, 168 petahana bertarung di daerah sama, 3 petahana naik bertarung di tingkat provinsi. Kemudian, 2 petahana ikut ambil bagian bertarung di daerah lainnya.

Memang, hingga tulisan ini diangkat ke khalayak, catatan pemenang resmi belum ada. Yang ada hanyalah hasil perhitungan cepat lembaga semisal Lembaga Survey Indonesia (LSI).

Kalau disimak lebih lanjut, data LSI menunjukkan 70 persen petahana memenangi pilkada. Terus terang, kata Siti Zuhro, temuan itu tak begitu menyebutkan. Alasannya, di atas kertas, petahana bukan saja lebih populer. Lebih dari itu, petahana memunyai jaringan birokrasi dan sosial lebih kuat dan dukungan modal ketimbang calon pendatang baru.

Terobosan
Fabian Januarius Kuwado

Suasana penghitungan suara di TPS 1, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/12/2015). TPS itu adalah tempat Tri Rismaharini menggunakan hak pilihnya.

Garis penting yang menjadi pesan Siti Zuhro adalah sejumlah petahana sejatinya sudah melakukan terobosan dengan menunjukkan good atau best practices. Ia menyebut nama-nama seperti Tri Rismaharini (Kota Surabaya), Abdullah Azwar Anas (Kabupaten Banyuwangi), dan Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo (Kota Solo).

Di mata Siti Zuhro, Tri Rismaharini adalah sosok yang mampu membuat Kota Surabaya memunyai taman yang tertata apik. Catatan terkumpul menunjukkan taman-taman kota yang dibangun Risma adalah pemugaran Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo dengan konsep all-in-one entertainment park, taman di Bundaran Dolog, Taman Buah Undaan, serta taman  di Bawean, dan di beberapa tempat lainnya. Sebelumnya, taman-taman tersebut sepi pengunjung alias mati. Setelah melalui proses penataan, sekarang tiap malam, taman-taman itu dipenuhi warga Surabaya.

Selain itu, Risma juga membangun jalur pedestrian dengan konsep modern di sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Pembangunan berkonsep seperti itu kemudian dilanjutkan hingga jalan Tunjungan, Blauran, dan Panglima Sudirman.
KOMPAS.com / IRA RACHMAWATI

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kedua kiri) bersama istri dan desainer Priscilla Saputro dan Putri Indonesia Anindya Kusuma serta Puteri Pariwisata Gresya Amanda dan Putri Indonesia 4 Laras Maranatha saat tampil di Batik Banyuwangi Festival 2015.

Kemudian, Abdullah Azwar Anas terbilang sukses menjadikan Banyuwangi sebagai kota tujuan wisata berkonsep eco-tourism. Di bawah kepemimpinannya pula, Banyuwangi menjadi mampu mengemas program wisata dalam konsep Banyuwangi Festival.

Sementara itu, Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo tampil sebagai sosok yang bersama Wali Kota Solo periode 2005-2010 dan 2010-2012 Joko Widodo, berhasil memindahkan pedagang kakilima barang bekas (klithikan) di kawasan Taman Monumen 45 Banjarsari, Kota Solo, dengan cara manusiawi ke pasar yang lebih layak. Para pedagang tersebut sejak 2012 menempati pasar khusus barang bekas bernama Pasar Klithikan Notohardjo.

Bertolak dari contoh para tokoh di atas, Siti Zuhro mengatakan petahana bisa menjadi teladan bagi pembangunan di Tanah Air. Berangkat dari pilkada tersebut, Siti Zuhro mengharapkan akan makin banyak muncul tokoh-tokoh pemimpin teladan.
 
KOMPAS.COM/ M Wismabrata

Pasar Klithikan di Solo, Senin (9/2/2015).