Menghadapi Volatilitas Harga Nikel, Ini Yang ANTAM Lakukan

Kompas.com - 30/03/2016, 12:36 WIB

Harga rata-rata komoditas nikel dunia kuartal I tahun 2016 masih mengalami volatile dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT ANTAM (Persero) Tbk (ANTAM) mengantisipasi volatilitas harga dengan melakukan pengurangan biaya produksi feronikel. Hal tersebut diungkapkan Tri Hartono, SVP Corporate Secretary saat dihubungi di kantornya kemarin Senin (28/3/2016). “Harga nikel kuartal I tahun ini kami catat  sebesar US$ 3.8 per pon” ujarnya. “Kita terus melakukan antisipasi dengan melakukan efisiensi biaya secara intens sehingga kita berharap operasional tetap profit” tambahnya.

Tri menduga penurunan harga nikel ini dikarenakan oversupply di Tiongkok dan efek pelemahan kondisi perekonomian global. “Faktor penyebabnya banyak, dari supply nikel yang berlebih di Tiongkok sampai dengan kondisi perekonomian global yang secara umum masih tertekan. Karena kita price taker ya kita harus proaktif dalam mensikapi  kondisi ini,” ujarnya. “untuk meningkatkan daya saing, ANTAM  melakukan efisiensi dengan menekan biaya operasional.” tambahnya. Tri juga mengklaim Perusahaannya itu berhasil menekan biaya tunai sebesar US$ 3.44 per pon untuk feronikel sampai dengan Februari 2016. “Khusus feronikel kita ini low cost producer, ANTAM adalah salah satu perusahaan yang memproduksi feronikel dengan biaya rendah” tambahnya.

Sampai dengan hari ini emiten berkode ANTM ini terus melakukan commissioning Coal Fired Power Plant (CFPP)-nya di pabrik peleburan nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara sebagai salah satu upaya nantinya akan lebih mengurangi biaya operasi feronikel. Seperti diberitakan sebelumnya Perseroan tengah berupaya menyelesaikan Proyek Pengembangan Pabrik Feronikel (P3FP) di Pomalaa yang saat ini sudah mencapai 99%. “Yang major power plant-nya yang sedang tahap commissioning” ujarnya. Berdasarkan catatan Perseroan, P3FP akan menjadikan produksi feronikel setahun menjadi 27.000-30.000 ton nikel dalam feronikel (TNi). “Selain efisiensi dan upaya mempercepat penyelesaian proyek pengembangan, kita antisipasi penurunan harga nikel dengan mengandalkan komoditas emas yang harga relatif stabil” tambahnya lagi.

Tri mencatat harga emas pada kuartal I tahun 2016 relatif stabil dari periode yang sama tahun lalu. “Kuartal I 2015 harga komoditas emas US$1.218/oz, sedangkan kuartal I tahun ini US$1.176/oz” ujarnya. “Kita berharap dari bisnis emas dapat meningkatkan performa Perusahaan. Sampai dengan bulan pebruari 2016 ini sudah tembus lebih 2 ton emas penjualannya” tambahnya.‎ (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com