Advertorial

Kontribusi KAI Memajukan Transportasi Negeri Berbasis Rel

Kompas.com - 07/04/2016, 08:28 WIB

Sebagai perusahaan pelat merah yang ditugaskan menjadi operator kereta api di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (Persero) kini mendapatkan beberapa mandat baru dari Pemerintah. PT KAI ditugaskan untuk berperan aktif dalam pengembangan dan kemajuan sistem transportasi berbasis rel hingga ke pelosok nusantara. Saat ini, PT KAI ditunjuk pemerintah untuk berkontribusi dalam pengoperasian LRT DKI, LRT Palembang, MRT Jabodetabek, Kereta Bandara Internasional Minangkabau, Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kereta Bandara Kulon Progo, hingga menjadi operator dan pengelola sarana Kereta Api (KA) Trans Sulawesi.

PT KAI juga terlibat dalam Joint Operation (JO)/konsorsium BUMN Indonesia dan China dalam pengerjaan kereta cepat. Kereta cepat bertajuk Kereta Cepat Indonesia-China ini melibatkan PT KAI tidak hanya sebagai anggota konsorsium, namun ada kesempatan besar sebagai operatornya juga. Optimisme ini dikarenakan yang menjadi operator transportasi haruslah badan usaha yang sudah berpengalaman dan jam terbang tinggi dalam bidang tersebut. Apalagi mengurus berdirinya suatu badan usaha baru tidaklah mudah dan cepat.

Dari sekian banyak proyek yang ditugaskan kepada PT KAI, dalam jangka waktu dekat yang akan dirampungkan adalah LRT Palembang dan LRT DKI mengingat kedua moda transportasi ini menunjang Asian Games tahun 2018 yang direncanakan dilaksanakan di Jakarta dan Palembang. Sarana untuk LRT Palembang diputuskan akan memakai teknologi listrik. Pasalnya, penggunaan listrik lebih ramah lingkungan, maintenance pun lebih mudah karena hanya berupa motor listrik sehingga perawatannya lebih simple.

Proyek selanjutnya yang dalam waktu dekat digenjot pengerjaannya yaitu KA Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2017. Untuk KA Bandara ini, prasarananya sudah selesai hanya tinggal meng-upgrade beberapa jembatan yakni penyesuaian lebar sepur dan muatan beban gandar. PT KAI bertanggung jawab atas sarananya dan saat ini dalam tahap pelelangan, sedangkan prasarananya merupakan tanggungjawab Ditjenka Kemenhub.

-

Sementara, untuk KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta ditargetkan dapat selesai pada pertengahan 2017. Pembebasan lahan untuk mendukung prasarananya sudah sekitar 60%. Sisanya sudah dapat dikatakan bebas, hanya tinggal verifikasi data untuk pembayaran biaya pengganti. Untuk pengerjaan fisiknya sudah dimulai di Bandara Soetta, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Duri, Jakarta.

LRT di Palembang maupun kereta Trans Sulawesi akan memberikan harapan baru bagi kemajuan transportasi Indonesia. Masyarakat pun tentu antusias menyambut moda transportasi revolusioner di daerah mereka, mengingat layanan transportasi berbasis rel di luar Pulau Jawa masih sangat minim. Tentu masyarakat di luar Pulau Jawa pun mengharapkan adanya layanan kereta api yang maju, tak hanya karena kebutuhan akan transportasi yang cepat, selamat, bebas hambatan, dan nyaman, namun hal ini tentu akan berimbas juga terhadap kemajuan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.

Terkait kesiapan PT KAI, kini perseroan tengah melakukan berbagai persiapan. Pada prinsipnya, sarana yang akan dioperasikan hampir sama saja dan teknologinya tidak jauh berbeda. Dari aspek persinyalan maupun jalan rel pun tidak jauh berbeda, hanya lebar sepur/rel nya saja yang berbeda. PT KAI pun melakukan investasi sarana, dan seluruh pengadaan sarana ditangani oleh perseroan. Hal ini dikarenakan investasi sarana pasti dibebankan kepada badan penyelenggara sarana, artinya pemerintah tidak akan menyediakan biaya pengadaan sarana, itu semua diserahkan kepada badan usaha yang ditunjuk sebagai operatornya. Mengingat PT KAI harus melakukan investasi sarana yang sangat besar, yakni LRT DKI, LRT Palembang, Trem Surabaya, Trans Sulawesi, dll, PT KAI harus mencari investornya sendiri.

Terkait kesiapan SDM, PT KAI hanya tinggal meng-upgrade SDM-nya mengingat prinsip kerja berbagai moda transportasi massal tersebut beserta teknologinya tidak jauh berbeda. PT KAI juga telah memulai rekrutmen pegawai baru untuk memperkuat SDM-nya sebagai salah satu kesiapan untuk proyek-proyek tersebut. Pada 28-29 Maret 2016, PT KAI telah mengadakan rekrutmen melalui job fair di Universitas Hassanudin, Makassar untuk KA Trans Sulawesi. PT KAI membuka kesempatan kepada putera-puteri terbaik daerah untuk berkontribusi memajukan perkeretaapian di daerahnya.

Sementara, untuk LRT Palembang, PT KAI juga akan melakukan rekrutmen. Sedangkan untuk KA Bandara Soetta ada sedikit keistimewaan, yakni PT KAI memberikan kesempatan bekerja namun bagi 1 perwakilan dari setiap kepala keluarga pemilik aset/tanah yang terkena penggusuran untuk pengembangan prasarana angkutan ini, namun tetap melalui prosedur rekrutmen yang berlaku di perseroan. Tentu PT KAI masih tetap akan merekrut SDM terbaik untuk masing-masing bidang penunjang operasional KA bandara di jantung negeri ini.

PT KAI juga akan bekerjasama dengan operator LRT atau MRT yang sudah ada, misalnya Singapura. Perseroan sudah mengadakan MOU dan kerjasama dengan diklat-diklat terkait tentang teknik pengoperasian. Beberapa vendor sarana yang bekerjasama dengan PT KAI sudah memfasilitasi hal tersebut. Jadi vendor-vendor tersebut tak hanya menjual sarana, tapi turut menyediakan pelatihan kepada SDM PT KAI yang menangani sarana.

-

Proyek mandat dari Pemerintah yang ditangani PT KAI bisa dikatakan cukup banyak dan tersebar hampir di beberapa pulau terbesar Indonesia. Untuk menyiasatinya, PT KAI lewat Kebijakan Direksinya membentuk Project Director setiap proyek yang akan bertanggung jawab mulai titik nol hingga beroperasi. Project Director (PD) ini yang merencanakan hingga mengeksekusi termasuk menangani pembangunan stasiun, rekrutmen pegawai, pengadaan sarana, uji coba sampai nyata beroperasi.

Maka, inilah proyek-proyek yang tengah dan akan dikerjakan oleh PT KAI : Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), LRT Jabodetabek; Kereta Bandara Soekarno Hatta; investasi Jabodetabek seperti Passenger Crossing, stabling untuk KRL, dan seluruhnya proyek yang mendukung KCJ (anak perusahaan PT KAI yang mengelola Commuterline Jabodetabek); KA Trans Sulawesi; KA Bandara Kulon Progo; KA Pelabuhan dari Stasiun Tawang ke Pelabuhan Tanjung Emas Jateng; Trem Surabaya; pengembangan KA Bandara Juanda Surabaya; rencana LRT Bandung; reaktivasi KA Rancaekek- Jatinangor dan KA Cikudapateuh-Soreang-Ciwidey; pengembangan angkutan batu bara di Kertapati dan LRT Palembang; pengembangan angkutan batu bara wilayah Subdivre 3.2 Tanjung Karang.

Adanya PD ini diharapkan akan membuat pengerjaan berbagai proyek pengembangan tersebut lebih jelas dan optimis dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Keberhasilan proyek yang tengah berjalan ini tidak hanya akan menambah daftar prestasi bagi PT KAI, tapi juga membawa wajah transportasi bangsa ke babak yang lebih maju. Di atas itu semua, hal yang paling penting adalah seluruh masyarakat Indonesia dapat merasakan secara langsung kemajuan tersebut. Meskipun tidak dapat dicapai dalam waktu yang singkat, namun niscaya transportasi berbasis rel ini akan dapat menjangkau seluruh pelosok nusantara. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com