Global Economic Symposium Kupas Tren E-learning di Asia Tenggara

Kompas.com - 07/04/2016, 08:44 WIB

Beberapa tahun terakhir, ratusan Universitas terkemuka berfokus pada pengembangan sistem pendidikan secara online. Universitas Harvard dan Stanford misalnya, telah membuka kursus online, sementara Berkeley Tech dan Maryland menyediakan program online untuk program S1 dan S2.

Hal tersebut dinyatakan Dr. Truman Pham, pendiri sekaligus CEO Topica Edtech Group, pada ajang Global Economic Symposium (GES) 2014 di Shangrila Hotel Kuala Lumpur, Malaysia, 7 September 2014 silam. Pada waktu itu GES diikuti lebih dari 700 delegasi dari 30 negara, terdiri dari 21 menteri, pemimpin perusahaan multinasional, dan perwakilan media dari seluruh dunia.

Global Economic Symposium (GES) 2014 di Shangrila Hotel Kuala Lumpur, Malaysia, 7 September 2014.

2014 lalu, GES yang diselenggarakan tanggal 6 sampai 8 September, fokus membahas solusi untuk masalah dunia karena pertumbuhan pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan sosial dan hierarki perekonomian global. Topica EdTech, penyelenggara pendidikan online terkemuka di Asia Tenggara, menjadi salah satu partisipan dalam GES yang berbagi wawasan tentang efek dari pendidikan dengan metode online.

Pembahasan mengenai perubahan pendidikan di era digital itu disampaikan oleh Dr. Truman Pham bersama Mantan Menteri Tenaga Kerja Swedia dan Kepala Staff Menteri Pendidikan Malaysia. Ia mengungkapkan tren e-learning atau sistem pendidikan online telah diterapkan institusi pendidikan di berbagai negara, baik negara-negara barat maupun Asia Tenggara. Program e-learning pun memberi dampak yang signifikan bagi kualitas pendidikan di negara-negara tersebut.

Dr. Truman Pham, pendiri sekaligus CEO Topica Edtech Group, pada ajang Global Economic Symposium (GES) 2014 di Shangrila Hotel Kuala Lumpur, Malaysia, 7 September 2014 silam.

E-learning menawarkan program pendidikan berkualitas tinggi dengan biaya terjangkau untuk peserta didik di seluruh dunia, termasuk untuk negara-negara berkembang. Namun, Truman menyatakan, negara-negara di Asia Tenggara masih punya tantangan besar untuk menjalankannya.

Tantangan besar bagi perguruan tinggi di Asia Tenggara adalah bagaimana mengembangkan infrastruktur, kualitas kuliah di daerah, serta bagaimana lokalisasi konten dari materi kuliah terbuka yang disediakan oleh universitas-universitas AS dengan tetap menjaga tingkat pokok materi dan kualitas yang tinggi.

Menurut Profesor Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ekonomi dari Universitas Stanford Edward Lazear e-learning telah ada sejak lama.

“Di Stanford, program online kami untuk jurusan teknologi sudah ada selama 20 tahun. Dalam bisnis sekolah kami ini, sekolah lainnya mulai berpartisipasi. Ini adalah masalah seberapa cepat kita dapat menyebarkannya,” katanya pada ajang GES 2014.

Ia mengatakan, tren e-learning telah dimulai dan terus berjalan sampai dekade berikutnya. Ia pun tidak ragu akan adanya efek positif dari e-learning.

Mewujudkan tren e-learning di Asia Tenggara, Topica EdTech Group menerapkan program belajar bahasa Inggris secara online, yang disebut dengan Topica Native. Dalam program ini, lebih dari 10.000 siswa di Indonesia, Thailand, dan Vietnam berpartisipasi. Metode seperti ini juga telah diterapkan oleh Universitas Harvard dan Stanford.

Topica Native juga menjadi yang pertama di dunia meluncurkan aplikasi Google Glass untuk pidato. Dengan Topica Native, peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja dengan 16 kelas per hari. Lebih dari 200 guru dari Amerika Serikat, Australia, dan Eropa membantu peserta didik untuk terbiasa berbahasa Inggris dengan aksen yang berbeda-beda.

Topica mempekerjakan 400 karyawan full-time, 1.100 instruktur, dan 100 kolaborator. Lingkungan kerja Topica mendorong semangat "Pemenang adalah Raja, Orang yang kalah Ksatria", untuk mencoba metode dan teknologi baru.

Lebih dari 1.000 manajer dan para tenaga ahli dari perusahaan dan organisasi mengajar untuk memberikan kontribusi, menjembatani bisnis dan akademisi. Salah satu instruktur adalah eksekutif di level atas yang sibuk di bank, tapi masih bisa menghabiskan 800 jam per tahun mengajar secara online (sekitar tiga jam per hari) untuk menjawab semua pertanyaan dari peserta didik.

Dampaknya, banyak dari peserta didik yang nilai kemampuan berbicaranya meningkat 300/1000 poin setelah mengikuti satu pelajaran saja. Selain itu, 77 persen dari mereka lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang asing.

Ketahui informasi lebih lanjut mengenai program Topica Native di sini. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com