Kompas.com/ Junaedi - Ilustrasi beras
Senin, 11 April 2016Kalau Beras Tetap Mahal, Ada Rantai Pasokan Masih Terlalu Panjang
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian berkeyakinan harga beras telah berangsur turun sejak musim panen tiba. Pemberitaan tentang harga beras yang masih tinggi pada saat ini diyakini hanya kasuistis.
"Intinya harga gabah turun (dan menyusul, harga beras ikut turun). Kalau harga beras tetap tinggi berarti ada rantai pasok yg masih terlalu panjang," tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (11/4/2016).
Pemerintah saat ini terus berupaya menjaga stabilitas harga beras, termasuk dengan memastikan gabah hasil panen petani masuk ke Gudang Bulog. Apapun kualitas gabah petani, Bulog harus menyerapnya.
Bekerja sama dengan Bulog, TNI, dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Kementerian Pertanian sudah pula menggelar operasi Serap Gabah Petani pada Maret-April 2016 di provinsi sentra produksi padi.
Operasi tersebut bertujuan memastikan baik petani maupun konsumen mendapatkan harga yang wajar. Bagi petani, operasi ini menjamin hasil panennya setidaknya mendekati harga pembelian pemerintah (HPP) di level harga Rp 3.700 per kilogram untuk gabah kering panen dan Rp 7.300 per kilogram beras.
Selain karena terjaminnya stok pada musim panen seperti sekarang, harga beras berangsur turun juga hasil dari peningkatan efisiensi rantai pasokan. "Sekarang ada kerja sama semua pihak terkait (untuk jalur distribusi beras)," tegas Amran.
Bila semula ada 8 sampai 9 level distribusi yang harus dilewati hasil panen sampai ke tangan konsumen, sekarang tinggal 4 tahapan.