Begini Jurus Tembus Beasiswa Kemristekdikti

Kompas.com - 03/05/2016, 08:00 WIB

“Kuliah di Ohio University, jalur biasa atau beasiswa?” Ini salah satu pertanyaan Fatona Soraya (29) saat dirinya lolos tanpa syarat pada program studi Linguistik Terapan Universitas Ohio, Amerika Serikat. Tahun 2011, perempuan yang meraih gelar sarjananya di Universitas Negeri Semarang ini akhirnya mendaftarkan diri pada seleksi program Beasiswa Unggulan yang digawangi Direktorat Sumber Daya Dikti.

Soraya barangkali satu dari sekian banyak karyasiswa yang berjuang untuk menggapai kesempatan mengenyam pendidikan tinggi lewat beasiswa. Tentu ada jurus khusus yang harus dipersiapkan untuk menembus beasiswa pascasarjana.

“Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Langkah awal, calon karyasiswa harus sudah lolos seleksi di perguruan tinggi yang dituju” kata Direktur Sumber Daya Dikti Profesor Ali Ghufron Mukti, saat meresmikan pembukaan seleksi program Beasiswa untuk Dosen Indonesia.

Mulai 2 Mei 2016, dosen di Indonesia mulai berburu untuk memperebutkan 2300 kuota beasiswa pascasarjana, di dalam dan luar negeri. Ada beberapa jurus yang perlu diperhatikan bila ingin melanjutkan studi lewat program beasiswa.

Kelengkapan Administrasi

Mempelajari kriteria atau pedoman seleksi adalah hal yang wajib. Penuhilah syarat-syarat dan ketetapan. Membuat checklist akan membantu untuk menyortir berkas-berkas. Susunlah dalam map holder dan tandai dengan bagian berkas mana saja yang belum tersedia. Beri tenggat waktu untuk tiap butir berkas yang harus diselesaikan pengurusannya, sehingga kamu tahu apa saja yang harus kamu kerjakan untuk mengejar tenggat waktu pengumpulan administrasi. Rajin-rajinlah mengakses laman budi.ristekdikti.go.id untuk melacak perkembangan terbaru soal alur seleksi.

Daftar Riwayat Hidup yang Memukau

Selain indeks prestasi kumulatif dan kelengkapan administrasi, daftar riwayat hidup juga perlu disusun dengan apik. Data personal, prestasi, riwayat penulisan jurnal ilmiah, daftar pelatihan atau seminar, harus dicantumkan. Apabila memiliki kemampuan menulis atau karya lainnya, jangan ragu untuk melampirkannya dalam portofolio. Susunlah dalam kronologi yang runut. Kemampuan beretorika dalam penulisan daftar riwayat hidup dibutuhkan, untuk meyakinkan tim penilai bahwa kamu layak mendapatkan beasiswa.

Kemampuan Berbahasa

Baik beasiswa dalam negeri maupun luar negeri, kemampuan berbahasa Inggris berikut sertifikat TOEFL/IELTS adalah keharusan. Bila memilih universitas di negara dengan bahasa pengantar selain bahasa Inggris, calon karyasiswa juga wajib menunjukkan kemampuan menguasai bahasa komunikasi di negara tersebut. Terlebih bila akan melanjutkan studi ke luar negeri, setidaknya harus menunjukkan performa wawancara di hadapan juri penyeleksi. Penguasaan komunikasi dan menghadapi pertanyaan, mendapatkan poin tersendiri.

Siap berjuang mendapatkan BUDI (Beasiswa untuk Dosen Indonesia)? Segera terapkan jurus jitu tersebut! (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com