Kemristekdikti Tingkatkan Mutu Pranata Laboran PTN

Kompas.com - 06/05/2016, 07:30 WIB

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) tahun ini menggelar diklat bagi Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.

“Mereka kita beri diklat secara bertahap dan kita harapkan dapat bersinergi lebih baik dengan tenaga pengajar atau dosen di PTN masing- masing,” kata Dirjen Sumber Daya dan Iptek Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti di salah satu acara Diklat PLP baru-baru ini.

PLP adalah jabatan fungsional yang sebelumnya dikenal sebagai laboran dan teknisi. Jabatan ini mempunyai ruang lingkup tugas pokok dalam pengelolaan laboratorium untuk kegiatan praktikum. Selain dosen, pranata laboratorium juga memiliki peran strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Oleh sebab itu, beragam upaya dilakukan untuk menggenjot mutu PLP.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada itu mengungkapkan terdapat sekitar 3.162 tenaga PLP di seluruh PTN. Namun, pihaknya secara bertahap menggelar diklat tahun ini untuk 500 PLP di 19 perguruan tinggi negeri.

“Diklat PLP ini merupakan program segar yang dilakukan Kemristekdikti guna merevitalisasi tenaga PLP. Tahun ini diklat dilakukan keliling di 8 kota besar,” terang Ghufron.

Selain melakukan pelatihan tenaga PLP yang mencapai tingkat ahli dan lulus sertifikasi, yang terbaik berkesempatan untuk dilatih di PTN terbaik di tanah air dan program shor course pada PTN di luar negeri. Untuk sementara, Ghufron melirik yang terdekat di Singapura yang dinilai cukup memunyai fasilitas dan kualitas bagi tenaga PLP terpilih. “Singapura saya lihat pilihan yang cukup ideal saat ini, selain pembiayaannya tidak begitu besar, kualitas pendidikan tingginya sudah sangat baik, bahkan beberapa sudah ada yang berkelas dunia.” Jelas pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Kesehatan ini.

Lebih lanjut, Ghufron pun berharap PLP di masa yang akan datang akan lebih baik karena tugas dan fungsinya menjadi begitu penting dalam menunjang pola pendidikan khususnya dalam bidang riset.“Laboratorium pendidikan kita diharapkan mampu menjadi pendukung atas pendidikan dan penelitian, sebab analisis laboratorium harus memiliki validitas dan akurasi yang tinggi dalam kegiatan riset,” cetusnya.

Ghufron menyebut, Direktorat yang ia pimpin mengalokasikan anggaran sekitar Rp1,8 triliun untuk infrastruktur, seperti pengadaan laboratorium masing-masing program studi di Perguruan Tinggi. Sementara itu, anggaran pelaksanaan diklat PLP disediakan sekitar Rp50 miliar. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com