Advertorial

BUMDesa Membentuk Desa Ekonomi Mandiri

Kompas.com - 26/05/2016, 08:30 WIB

Program dana desa yang digelontorkan sejak tahun 2015 sudah mulai tepat sasaran. Setiap desa yang menerima dana segar itu memanfaatkannya untuk penataan ekonomi masyarakat. Penataan ekonomi tersebut dimulai dari pembangunan infrastuktur, sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), hingga pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Di Desa Nupobomba, Tanantoyea, Toli Toli, Sulawesi Tengah telah  dibangun sumber air bersih. Pembangunan tersebut didukung dengan dana desa sebesar Rp 270 juta yang telah digelontorkan pada tahun 2015. Rencananya, pompa air bersih itu akan diberdayakan melalui BUMDesa.

"Kesepakatan dari rapat desa, air bersih adalah kebutuhan masyarakat yang diprioritaskan. Sekarang masyarakat desa dapat mengambil air dari sini, atau bisa juga langsung disalurkan ke rumah warga," ujar Muhammad Ayub, Sekretaris Desa setempat.

Diperkirakan, Desa Nupobomba menerima dana desa 2016 sebesar Rp 611 juta. Ayub mengatakan,  dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jalan usaha tani. Pasalnya, jalan yang digunakan petani membawa hasil pertanian untuk dipasarkan masih dalam kondisi yang tidak memadai.

Desa Huntu Barat, Bolango Selatan, Gorontalo, pun telah membentuk BUMDesa pengelolaan kolam ikan air tawar yang diambil dari dana desa tahun 2015 sebesar Rp 284 juta. Pada tahun 2016 dana desa akan membengkak mencapai Rp 700 Juta.

Rencananya dana tersebut dimanfaatkan untuk penguatan BUMDesa. Selain kolam ikan, pemberdayaan masyarakat Desa Huntu Barat pun dilakukan dengan membuka usaha mebel dan bengkel las dan lainnya.

Kepala Desa (Kades) Huntu Barat Arfan Iskandar Badjeber menuturkan kolam ikan air tawar ini langsung maju setelah dikelola dengan BUMDesa dengan menggunakan dana desa. Begitu pula dengan usaha mebel dan bengkel las, keduanya berhasil memberdayakan masyarakat.

"Untuk ikan air tawar sendiri, kita sudah merasakan hasilnya. Tadinya penghasilannya tidak menentu. Sekarang, sekali panen kita bisa 600 kg dengan harga per kg mencapai Rp38.000. Hasilnya sudah Rp 22.800.000 sekali panen," ujar Kades Arfan.

Saking semangatnya berbagai desa membentuk BUMDesa, di Parigi Mountong, Sulawesi Tengah, pada Minggu (22/5/2016), telah dikukuhkan pengurus 278 BUMDesa di kabupaten setempat.

“Ini semua harus menjadi spirit bagi desa-desa lain di nusantara untuk segera membentuk BUMDesa,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar di sela pelantikan.

Melalui pembentukan BUMDesa, Menteri Marwan berharap akan muncul semangat masyarakat dalam membangun perekonomian desa untuk terus berkembang.

"Dengan kata lain, jika desa-desa di Kabupaten Parigi Moutong dapat mandiri secara ekonomi maka hal tersebut akan berdampak pada peningkatan perekonomian daerah sebagai sebuah hasil akumulasi," ujar Marwan.

Saat ini jumlah BUMDesa berkembang pesat, yakni sebanyak 12.115 BUMDesa. Jumlah ini bertambah 12 kali lipat dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai 1.022 BUMDesa.

"Di awal saya hanya menargetkan membentuk 5000 BUMDesa, tapi seiring berjalannya waktu, pembentukan BUMDesa sudah melebihi target," ungkap Marwan.

Berkembangnya BUMDesa tidak terlepas dari kontribusi Dana Desa Tahun 2015 sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi No. 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 pasal 9 bahwa salah satu prioritas dalam pemanfaatan dana desa adalah pendirian dan pengembangan BUMDesa.

Keberadaan BUMDesa akan mampu menjadi sarana penyerapan tenaga kerja di desa, peningkatan kreativitas masyarakat desa, dan membuka peluang usaha ekonomi produktif di desa.

Dengan demikian, BUMDesa akan hadir menjadi tulang punggung perekonomian desa dalam rangka mewujudkan kemandirian desa dan mencapai cita-cita pembangunan, yakni peningkatan kesejahteraan warganya.

"Melihat pentingnya keberadaan BUMDesa dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi desa tersebut, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi menargetkan terbentuknya 15.000 BUMDesa pada tahun 2016," ujar Marwan.

BUMDesa dapat dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi desa, salah satunya melalui kemudahan akses dalam permodalan dengan bentuk pinjaman ‘lunak’. BUMDesa dapat menyediakan sarana dan prasana produksi dan pemasaran hasil produksi.  

“BUMDesa mampu menciptakan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat desa dalam mengelola potensi yang dimiliki,” tutur Marwan. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com