Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

KOMPAS.com/ Karnia Septia - Bawang merah di Pasar Mandalika, Kota Mataram, NTB.
Senin, 30 Mei 2016

Buat Jaga-jaga Saja, Pemerintah Impor 2.500 Ton Bawang Merah


PADANG, KOMPAS.com
- Untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan saat Ramadhan dan Idul Fitri, pemerintah juga akan mengimpor bawang merah sebanyak 2.500 ton. Diyakini, bawang impor ini tak akan "memakan" pangsa pasar bawang lokal.

“Itu untuk berjaga-jaga agar jangan sampai di Ramadhan malah tiba-tiba harga naik,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Padang, Sumatera Barat, Jumat (27/5/2016).

Menurut Amran, jumlah impor itu hanya setara sekitar 0,025 persen dari total produksi bawang merah Indonesia.

“Kalau kami hitung produksi dalam negeri hampir 1 juta ton," tegas Amran.

Meski demikian, lanjut Amran, bawang impor ini tak akan serta-merta juga dilempar ke pasar. Pasalnya, ujar dia, saat ini harga bawang merah di pasaran sudah turun.

“Alhamdulillah, sekarang harga sudah turun. Di Nganjuk, Jawa Timur, bawang merah sudah Rp15.000 per kilogram, sementara di pasar Kramat Jati, Jakarta, berkisar Rp 16.000 sampai Rp 23.000 (per kilogram). Ini artinya produksi bawang merah kita masih ada,” ujar Amran.

Amran menegaskan, bila harga bawang merah terus mengalami penurunan dan stabil maka bawang impor akan tetap berstatus cadangan.

“Stok impor ini cadangan dan bila tidak keluar pasar maka kami akan ekspor kembali, “ ujar Amran.

Terlebih lagi, imbuh Amran, Pemerintah juga menargetkan kenaikan ekspor bawang merah. “Tahun lalu nilai ekspor bawang merah kita naik 100 persen, pada 2016 ini kami targetkan naik kembali, “ kata dia.