Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

-
Senin, 6 Juni 2016

Mentan: Menurunkan Harga Daging Sapi Bukan seperti Main Sulap

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa operasi pasar daging murah tidak serta-merta dapat menurunkan harga daging sapi secara massal. Butuh proses untuk membuat harga turun.

"Jadi, untuk membuat harga-harga turun itu butuh waktu, bukan seperti sulap," ujar Amran pada operasi pasar daging murah yang digelar Artha Graha Peduli (AGP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (5/6/2016).

Menurut dia, kenaikan harga daging jelang bulan suci Ramadhan terjadi sudah puluhan tahun. Butuh waktu untuk mengubah itu.

"Keadaan saat ini sudah terjadi puluhan tahun. Jangan hari ini operasi pasar, lalu harga daging sapi di seluruh Indonesia turun semua. Tak bisa begitu juga," kata Amran.

Amran lalu memberikan contoh proses untuk membuat harga sapi lokal menjadi Rp 80.000 per kilogram.

"Ingat tidak, dahulu saya ditanya mungkinkah harga daging sapi lokal Rp 85.000. Sekarang sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah dua kali pengiriman dalam sebulan. Lalu, Bulog kami berikan rekomendasi impor sapi 10.000 ton dan sudah menjualnya Rp 80.000/kg. Buktinya sekarang harga daging sapi saat operasi pasar ini Rp 75.000/kg,” ujar Andi Amran.

Hal senada juga Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Gardjita Budi. Menurutnya, untuk menilai seberapa efektif operasi pasar terhadap penurunan harga komoditas pangan membutuhkan waktu.

Meski begitu, lanjut Gardjita, pemerintah bisa menurunkan harga seperti yang sudah dilakukan baru-baru ini.

"Tiga atau empat hari yang lalu Pak Menteri Pertanian mengunjungi beberapa industri sapi potong dan ayam potong untuk membahas kenaikan harga daging. Lalu, kita sepakat kalau harga daging ayam Rp 30.000 per ekor bisa membantu masyarakat. sementara harga di pasaran Rp 34.000 sampai Rp 35.000. Begitu rapat sehari, dua hari kemudian harganya turun jadi Rp 25.000 per ekor," ujar Gardjita.

Terkait operasi pasar yang tidak merata, Gardjita mengatakan bahwa operasi pasar hanya akan pemerintah lakukan pada sentra-sentra kota yang menjadi barometer fluktuasi harga. Hal itu dilakukan seperti di Jakarta dan sekitarnya, lalu Semarang dan sekitarnya untuk di Jawa tengah, sedangkan untuk Jawa Timur dilakukan di Surabaya dan sekitarnya.

Pedagang masih untung

Saat ini, meskipun harga daging sapi pada operasi pasar masih jauh dibandingkan harga pasaran, namun Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa pedagang masih bisa ambil untung dari harga Rp 75.000/kg.

"Saya langsung tanya ke pedagang yang jual apakah bapak untung? Ternyata masih untung Rp 5000 perkilo dan itu sudah bagus. Sebab kalau tidak ada untung tidak bisa berkelanjutan," kata Amran.

Walau harga daging sapi Rp 75.000 per kilogram hanya ada di operasi pasar, tapi Amran menilai ini baru langkah awal.

"Ini memang belum seluruh Indonesia, tapi kita sudah memulai sesuatu yang baik," ujarnya.

Amran pun mengatakan, bahwa operasi pasar seperti ini tidak hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja, namun tetap berkelanjutan. Dia mengaku sudah instruksikan kepada industri-industri terkait agar hanya sampai H+6 sesudah lebaran saja, tapi sampai Desember tahun ini.

Harga pasar

Tak hanya di Pasar Bendungan Hilir, Kementerian Pertanian dan Artha Graha Peduli juga menggelar operasi pasar daging murah pada tiga lokasi berbeda di Jakarta yaitu Kebon Kacang, Pintu Satu Senayan dan Lapangan Bola Blok S.

Selain daging sapi, operasi pasar tersebut menjual beberapa komoditas pangan di bawah harga pasaran. Daging ayam misalnya, dibanderol seharga Rp 25000 per ekor atau jauh dari harga pasar yang senilai Rp 30.000 ke atas. Namun, konsumen hanya bisa membeli maksimal dua ekor ayam.

Ada juga bawang merah Rp 25000 perkilogram, cabai merah Rp 18000 perkilogram, dan beras kualitas premium Rp 7950 per kilogram. Lalu, ada juga paket sembako murah seharga Rp 25.000 yang terdiri dari gula, beras, minyak goreng, dan tiga bungkus mie instan.