Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok. Kementan - Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman dalam acara penanaman jagung pada kunjungannya ke Sumatra Selatan, Kamis (9/6/2016).
Jumat, 10 Juni 2016

Mentan: Kebutuhan Pangan Bukan Hanya Daging

KOMPAS.com - Harga pangan masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sejak awal Ramadhan. Sebagian besar masih mempertanyakan kebenaran turunnya harga daging sapi pada kisaran Rp 80.000 per kilogram. Padahal, pangan tak sekadar sebatas itu saja.

"Pangan itu ada sembilan bahan pokok dan tujuh sudah turun. Daging yang belum turun tapi dipersepsikan bahwa pangan belum turun," kata Menteri Pertanian (Mentan) Indonesia Andi Amran Sulaiman dalam acara penanaman jagung pada lahan karet dan sawit di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Kamis (9/6/2016).

Arman menuturkan bahwa harga beras sudah turun sekitar tiga persen dan harga ayam menjadi Rp 16.000 dari harga normal Rp 17.000. Selain itu, Mentan memastikan pemerintah dan produsen telah menyepakati harga Bimoli turun secara nasional sebanyak 5,5 persen.

"Harga bawang juga sudah turun. Kami cek di beberapa wilayah itu Rp 25.000 di pasar dan dari petani sekitar Rp 15.000 sampai Rp 16.000 per kilogram," kata Amran.

Untuk menekan harga pangan yang masih tinggi, Kementan sudah berkoordinasi dengan tiga kementrian, yaitu Kementrian BUMN, Kementrian Perdagangan, dan dikoordinir oleh Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Soal daging, upaya pemerintah melakukan impor daging 27.000 ton itu dilakukan oleh BUMN dan swasta. Sudah ada harga daging Rp 80.000 di pasar," kata Amran.

Solusi

Melonjaknya harga pangan dianggap sebuah anomali. Pasalnya, kenaikan harga beras, minyak, telur, serta daging ayam terjadi ketika produksinya melimpah.

"Kita adalah produsen minyak goreng tersebesar dunia. Stok kita 1,8 juta ton hari ini untuk bulan Ramadan, sedangkan kebutuhan 450.000 ton. Tersedia empat kali lipat tapi harga juga ikut naik," kata Amran.

Untuk mengatasi fenomena tersebut, pemerintah akan melakukan operasi besar-besaran bekerja sama dengn produsen dan importir. Selanjutnya, pemutusan rantau pasok akan dilakukan sebagai solusi jangka panjang.

"Kita akan mendekatkan produsen ke konsumen. Jika biasanya rantai pasok beras, bawang, dan pangan lainnya itu ada di sembilan titik, jadikan tiga titik. Contoh, bawang dari petani langsung masuk Toko Tani Indonesia bersama koperasi lalu ke konsumen," ucap Amran.