Advertorial

Mau Mudik dengan Kendaraan Pribadi? 5 Hal Ini Akan Bikin Anda Berpikir Ulang

Kompas.com - 16/06/2016, 08:53 WIB

Apakah Anda salah satu calon pemudik yang kehabisan tiket kereta api? Memang, tiket kereta api untuk mudik umumnya sudah ludes di H-90 Lebaran. Jika demikian, maka kini Anda hanya punya dua jenis transportasi pilihan untuk mudik: kendaraan pribadi atau pesawat. Sekilas, mudik dengan kendaraan pribadi nampak menjadi pilihan terbaik akibat lebih fleksibel dan murah biaya. Tapi, benarkah demikian?

Bila dilihat lebih lanjut, sebenarnya mudik dengan kendaraan pribadi justru rentan terhadap berbagai risiko ketimbang naik pesawat. Tidak percaya? Lima hal berikut ini bisa bikin Anda berpikir ulang untuk mudik naik kendaraan pribadi:

1. Biaya perawatan kendaraan dan kebutuhan lain selama perjalanan tidaklah sedikit

Mudik dengan kendaraan pribadi sebenarnya malah jauh dari kata hemat. Untuk bisa menempuh perjalanan jauh, kendaraan Anda harus dalam kondisi baik dan prima. Jika Anda bukan orang yang rajin melakukan servis kendaraan secara berkala, bersiaplah mengeluarkan banyak biaya untuk sekali servis secara menyeluruh mulai dari ganti oli, sampai ban luar/dalam jika diperlukan.

Waktu lama yang ditempuh juga bisa membuat Anda mau tak mau mengeluarkan biaya lain. Mari dihitung, seandainya perjalanan Anda dari Jakarta ke Surabaya butuh waktu dua hari dengan mobil. Maka, Anda juga harus menyiapkan biaya bensin, makan, jajan, atau bisa jadi hotel untuk dua hari tersebut. Bandingkan jika Anda memilih mudik dengan pesawat, Anda tidak perlu mengeluarkan seluruh biaya di atas, melainkan hanya biaya tiket pesawat.

2. Kemacetan yang sudah bukan rahasia lagi

Siapa pun tahu, menempuh perjalanan mudik dengan kendaraan pribadi artinya harus siap berhadapan dengan kemacetan yang tak berujung. Terlebih di Pulau Jawa, jalur Pantai Utara atau yang biasa disebut dengan Jalur Pantura bisa menjebak Anda selama berjam-jam di jalan. Waktu perjalanan jadi molor menjadi dua sampai tiga kali lipat dibandingkan normalnya.

Kemacetan yang super panjang ini tentu saja menimbulkan kerugian tersendiri bagi Anda. Karena lama duduk di dalam mobil, tubuh jadi lelah, dan waktu yang seharusnya bisa dihabiskan bersama keluarga di kampung halaman jadi banyak terpotong. Sedangkan jika naik pesawat, Anda tidak akan mengalami kemacetan di Jalur Pantura dan tidak kehilangan banyak waktu sehingga bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama keluarga di rumah.

3. Perjalanan darat rawan kecelakaan

Tujuan utama mudik adalah untuk bertemu keluarga di kampung halaman dan merayakan Lebaran bersama. Untuk itu, keselamatan Anda selama di perjalanan sangatlah penting dan harus diutamakan.

Sayangnya, perjalanan jalur darat sangat rentan kecelakaan. Mengutip ANTARA News, sebanyak 266 kasus kecelakaan terjadi sampai di H-3 Lebaran 2015. Hal ini berbeda jauh dari data kecelakaan udara yang tercatat. Menurut Aviation Safety Network, sepanjang tahun 2015 tercatat 16 kecelakaan pesawat di dunia. Perbandingan ini mestinya bisa membantu Anda mempertimbangkan kembali mana moda transportasi yang lebih aman untuk mudik.

4. Mudik dengan motor membuat barang bawaan terbatas

Selain mobil, kendaraan pribadi lain yang dipilih sebagai transportasi mudik adalah motor karena kemudahannya dalam bermanuver di jalan raya.  Namun, motor memiliki keterbatasan dalam membawa barang. Padahal seperti yang Anda tahu, barang bawaan saat mudik biasanya akan membengkak karena berisi banyak oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Ini akan menyusahkan, bahkan bikin perjalanan Anda rawan kecelakaan karena kelebihan muatan.

Lain ceritanya jika Anda naik pesawat yang memiliki fasilitas bagasi. Tak perlu repot membawa semua barang sendiri, cukup mendaftarkan barang bawaan saat check-in dan Anda bisa mengambilnya kembali di bandara tujuan. Umumnya, setiap penumpang pesawat mendapatkan jatah 10 – 20 kg bagasi gratis. Jika Anda memesan tiket melalui Traveloka, Anda bisa mengecek berapa batas bagasi gratis yang diperbolehkan untuk penerbangan yang Anda inginkan.

5. Mudik dengan kendaraan pribadi tak baik untuk anak-anak

Anda yang kali ini akan mudik membawa anak-anak, sebaiknya pikirkan lagi jika ingin menggunakan kendaraan pribadi. Anak-anak akan merasa tersiksa berada di dalam mobil yang terjebak di dalam kemacetan.

Sebuah survei menarik dilakukan oleh theAsianparent. Survei ini dilakukan dengan bertanya pada sekitar 5.000 ibu di Amerika Serikat, Australia dan sejumlah negara di Eropa. Hasilnya, anak-anak dengan rentang usia 2 – 8 tahun hanya bisa bertahan di dalam mobil rata-rata 27 menit, sebelum akhirnya merasa bosan.

Anak-anak yang tidak merasa nyaman di dalam mobil akan mudah rewel selama perjalanan. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada perjalanan mudik Anda. Bila si kecil rewel, perjalanan pun bisa jadi kurang nyaman dan alhasil, terasa lebih melelahkan.

Memilih jenis transportasi untuk mudik memang gampang-gampang susah. Ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari biaya yang dibutuhkan, lama waktu perjalanan yang ditempuh, dan yang paling penting tentu saja tingkat keselamatan Anda. Jadilah pemudik bijak yang cerdas dalam memilih jenis transportasi yang akan digunakan. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com