Jelajah Sepeda Flores Timor, dari Pemandangan Indah hingga Bak Penampungan Air

Kompas.com - 18/08/2016, 17:34 WIB

Bersepeda kini sudah menjadi salah satu sarana untuk melepaskan lelah dan juga berwisata. Salah satunya adalah Jelajah Sepeda Flores Timuryang digelar oleh Harian Kompas pada 13 – 23 Agustus 2016 yang melintasi rute Flores hingga Timor.

Dalam acara rutin yang dilakukan sejak tahun 2008 ini, para peserta disuguhi pemandangan eksotis dari Indonesia bagian timur ini. Jarak yang akan ditempuh para peserta adalah lebih kurang 1.200 km. Para peserta nantinya akan memulai perjalanan dari Labuan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende, Kelimutu, Maumere, Larantuka, Tenau, Kupang, SoE, Kefamenanu, Atambua, dan berakhir di Motain.

Alasan ikut mempromosikan pariwata di daerah Labuan Bajo, serta Flores dan Timor menjadikan rute ini dipilih. Para peserta pun akan menemui medan yang begitu menantang, seperti tanjakan, turunan, dan cuaca yang ekstrim.

Walaupun dengan berbagai rintangan yang akan dihadapi, semangat para peserta tidak padam. Arimanto Liang, peserta asal Jakarta mengutarakan motivasinya mengikuti acara ini adalah sekaligus sebagai kesempatan untuk menikmati keindahan alam di sepanjang perjalanan. Persiapan sudah dilakukan Arimanto dengan berlatih rutin dua bulan terakhir bersepeda dari Sentul ke Puncak Bogor.

-

Peserta lain yang berasal dari Jakarta, Djoko Edi Santoso pernah bersepeda dari Sabang ke Jakarta pada tahun 2014 memiliki pandangan yang unik mengenai bersepeda. Menurutnya, semakin jauh kita bersepeda, sebetulnya semakin dalam kita memahami hakikat hidup.

“Setiap kali kita menghadapi jalan tanjakan, maka setelah itu pasti ada turunan dan tanjakan lagi. Begitu pula dengan siklus kehidupan. Maka, di sini kita dilatih untuk selalu lapang dada, bersabar, rendah hari, dan selalu bercermin diri,” ungkapnya.

Tak hanya peserta yang bersemangat dalam acara ini, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Rikard Bagun juga menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan momen yang tepat untuk mengenal alam, budaya, serta sejarah Pulau Flores dan Timur.

“Hari ini kita memulai perjalanan yang panjang seperti juga perjalanan bangsa ini yang sudah 71 tahun. Perjalanan akan kita teruskan dan Kompas telah merajut Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Itu merupakan bagian dari tanggung jawab mendorong masyarakat untuk mencintai Indonesia,” ungkapnya dalam acara pelepasan.

Acara pelepasan dilaksanakan pada Jumat, (12/08/2013) pagi dihadiri pula oleh Staf Ahli Menteri Bidan Multikulturan Kementerian Pariwisata Hari Untoro, Wakil Bupati Manggarai barat Maria Geong, Vice President Corporate Communication Bank Mandiri Ahmad Reza, serta perwakilan dari pimpinan Polri dan TNI setempat.

Rikard juga berharap pemerintah dapat mempercepat pembangunan di daerah yang sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata utama nasional. Senada dengan Rikard, Vice President Corporate Communication Bank Mandiri Ahmad Reza menyatakan dengan adanya kegiatan ini, mendorong peningkatan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. “Potensi alam Flores dan Timor sangat bagus. Perlu adanya sinergi dari pemerintah, perbankan, media serta pemangku kepentingan lainnya untuk aktif menggerakkan roda perekonomian daerah. Kegiatan ini sejalan dengan kampanye perusahaan tahun ini yaitu Mandiri Sahabat Negeri,” papar Ahmad Reza.

Bak biru penampungan air di antara Labuan Bajo – Ruteng

Dalam etape pertama Jelajah Sepeda Flores Timur, peserta tak hanya disuguhi pemandangan alam yang hijau, mereka sesekali juga menemukan bak bercat biru di pingir ruas jalan Laboan Bajo – Ruteng. Bak penampungan air ini digunakan warga untuk mendapatkan air bersih.

-

Jika dilihat lebih dekat, pada dinding bak itu bertuliskan ‘Dana Kemanusiaan Kompas’ kerja sama ‘Bank Mandiri’. Bantuan pembangunan sarana air tersebut diresmikan pada 1 Oktober 2013 dan menelan biaya Rp 7,5 miliar. Pembangunan tersebut bersumber dari dana bantuan Bank Mandiri yang disalurkan melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)tahun 2013.

Penduduk sebanyak 4,6 juta jiwa di wilayah Provinsi NTT mengalami masalah besar dengan ketersediaan air bersih. Bahkan, jika musim kemarau datang, sebagian warga harus menghabiskan 3 hingga 5 jam per hari untuk mengambil air bersih di lokasi terdekat.

Dengan adanya bantuan penampungan bak air tersebut, masyarakat bersyukur dan berharap dapat lebih optimal bagi penemuhan kebutuhan air bersih. Vice President Corporate Communication Bank Mandiri Ahmad Reza mengharapkan bantuan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Masyarakat sendiri juga harus berpartisipasi dalam perawatan dan penjagaan sumber mata air dan fasilitas pendukung lain. Hal tersebut demi menjaga keberlanjutan tersedianya air bersih di lingkungan terdekat masyarakat di NTT. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com