Advertorial

Jazz Gunung Bromo 2016 Digelar Hari Ini

Kompas.com - 19/08/2016, 10:12 WIB

Jakarta – Indonesia memiliki beragam kesenian yang menimbulkan decak kagum dari bangsa lain. Banyaknya kesenian Indonesia yang populer di mancanegara tersebut berkat gencarnya promosi yang dilakukan.

Jazz  Gunung, salah satu bagian dari kesenian, termasuk yang aktif dipromosikan. Jazz Gunung merupakan bentuk apresiasi terhadap musik jazz etnik Indonesia. Acara yang digelar sejak 2008 ini menampilkan perpaduan musik etnik Indonesia dengan musik modern. Berkat gencarnya promosi, pergelaran musik jazz yang diselenggarakan tiap tahun ini berhasil menarik perhatian para pemusik dan penggemar musik di dalam negeri dan mancanegara.

Pemilihan nuansa gunung sebagai tempat penyelenggaraan dipilih untuk memanjakan para penikmat musik jazz dengan pemandangan indah pegunungan disertai alunan musik.

Jazz  Gunung Bromo kembali digelar untuk kedelapan kalinya di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada hari ini Jumat (19/8/2016). Jazz Gunung Bromo 2016 akan berlangsung hingga Sabtu (20/8).

Ian Scionti Trio (Spanyol), Samba Sunda, Ring  of  Fire  Project  Gt. Bonita dan Richard Hutapea, Ermy Kullit, Shaggy Dog, Nial Djuliarso, Trio Ft. Arief Setiadi, Peni Chandra Rini, The Groove, dan Dwiki Dharmawan Project akan tampil di Jazz  Gunung  Bromo kali ini.

Pergelaran Jazz Gunung Bromo  2016 mendapat dukungan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia ini berkomitmen mendukung pergelaran musik jazz demi mempromosikan potensi industri kreatif Indonesia. Dukungan BCA terhadap kegiatan Jazz Gunung Bromo merupakan implementasi bank ini  dalam menjalankan  Corporate Social Responsibility (CSR), yang masuk dalam program pilar Solusi Sinergi Bakti BCA.

Direktur BCA Santoso mengatakan, BCA tidak ingin dipandang sebagai penggerak mesin ekonomi saja, namun juga ingin dikenal dengan  sebagai bank yang mendukung dunia musik, khususnya yang bergenre jazz di tanah air. 

"Kami tidak mau dipersepsikan sebagai mesin ekonomi saja. Kami besar di  indonesia dan  kami  juga  harus mendukung indonesia, khususnya di sisi pariwisata dan seni musik. Melalui jazz gunung ini kami memberikan support terhadap budaya, dan kami melihat jazz Indonesia sudah mengglobal dengan kekhasannya," ujar Santoso dalam konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Santoso berharap musik etnik Indonesia mendapat tempat di panggung internasional.

"Kami juga ingin jazz gunung ini menjadi satu ciri khas yang kuat dalam mengenal khasanah budaya Indonesia yang bercorak internasional. Atas dasar ini BCA terus memberikan dukungan," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama salah seorang penggagas  Jazz  Gunung Bromo, Sigit Pramono, mengungkapkan, ia yakin pada tahun ini  Jazz Gunung  Bromo menampilkan suguhan yang lebih menarik. Juga semakin membuat nyaman penonton.

"Jazz Gunung ini terus berkembang dan dikenal di negara lain. Bahkan pemain jazz dari Perancis ingin tampil di Jazz Gunung," katanya.

Menurut Sigit, dari tahun ke tahun  Jazz  Gunung terus menarik banyak pengunjung. Meskipun begitu dia tetap membatasi kuota penonton, yakni 2.000 orang.

Sementara itu penggagas Jazz Gunung lainnya, Butet Kartaredjasa, mengatakan, ia senang sekali BCA dan pihak lainnya konsisten mendukung Jazz  Gunung  Bromo, sehingga acara ini selalu hadir setiap tahunnya.

"Pokoknya suasana di sana asyik. Semua bisa mengenal Indonesia melalui Jazz Gunung ini," cetusnya.

Jazz Gunung bermisi untuk meningkatkan perekonomian dan kepariwisataan Indonesia, khususnya bagi masyarakat di daerah Bromo, selaras dengan visi BCA sebagai bank pilihan utama andalan masyarakat. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com