Advertorial

Pembangkit Semangat Para Pebulutangkis Cilik

Kompas.com - 09/09/2016, 18:21 WIB

Hidup bukan persoalan menjadi pemenang atau pecundang, melainkan memberikan yang terbaik. Begitu pula yang dilakukan para orang tua yang selalu memberikan dukungan terbaik untuk mewujudkan mimpi anaknya. Cara terbaik yang dilakukan Mulyadi untuk mendukung anaknya menjadi pebulutangkis handal adalah selalu mendampingi setiap pertandingan Rieta Ardila. Mul, sapaan pria berumur 46 tahun ini, tidak pernah jenuh memantau setiap perkembangan anaknya dalam bermain bulutangkis. “Saya tidak suka bulutangkis, tetapi ketika melihat Rieta memiliki bakat menjadi pebulutangkis hebat sejak berumur sembilan tahun, saya langsung mencari info tentang klub bulutangkis di Semarang. Kemudian memasukkannya ke klub dengan biaya sendiri.”  Mulyadi yang bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah biro perjalanan Semarang segera memasukkan Rieta ke Klub Altrech sampai dengan lulus SD. Pada saat SMP, Rieta dibina oleh pelatih bernama David Harun. Berkat pembinaan yang intensif, Rieta mampu menjuarai USM Atlas Cup se-Kota Semarang 2016. “Rieta jadi juara pertama, setelah itu saya berani mengikutsertakan dia dalam Audisi PB Djarum 2016,” ujarnya. Rieta yang saat ini masih kelas 9 di SMP 21 Banyumanik sangat bersyukur atas dukungan yang diberikan ayahnya. Dia tidak bisa membayangkann jika keinginannya menjadi atlet tidak direstui. “Ayah selalu bilang kalau saya bisa seperti Susi Susanti, asalkan terus berlatih setiap hari,” kata Rieta. Tidak berbeda jauh dengan Mulyadi, ada Ari Wiyatmoko yang selalu memberikan motivasi kepada anaknya, Sabrina Aninda. Setiap hari, Ari selalu meng-update pengetahuannya tentang bulu tangkis. “Pengetahuan itu misalnya tentang atlet-atlet yang meraih emas dalam olimpiade atau menjadi juara dalam turnamen internasional. Jika Sabrina mulai terlihat menyerah dalam latihan atau pertandingan, saya akan berteriak ‘ayo, kamu bisa jadi seperti Maria Kristin dan Susi Susanti, Sabrina’,” kata Ari. Jika Ari selalu mendukung dalam teriakan lantang yang membangkitkan semangat Sabrina, Mulyadi memiliki cara yang unik dalam menjaga gairah berlatih dari Rieta. “Saya memiliki peraturan agar dia tetap fokus pada mimpinya untuk menjadi altet sungguhan. Pertama, selama proses latihan di rumah Rieta tidak diperbolehkan memegang smartphone. Kedua, Rieta tidak boleh meninggalkan latihan rutinnya.” Bagi Mulyadi memiliki anak dengan bakat bermain bulutangkis adalah anugerah yang luar biasa. [Azim, Susi] (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com