Advertorial

PUPR: Kota Semarang Bakal Terbebas dari Banjir dan Rob

Kompas.com - 21/09/2016, 18:06 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang, Jawa Tengah di bagian tengah dipastikan akan terbebas genangan banjir setelah pembangunan di sektor hilir selesai dibangun. Di bagian hilir, bangunan rumah pompa di Kali Banger serta sejumlah fasilitas pendukung lainnya telah selesai dikerjakan.

Pelaksana Tugas Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi mengatakan, operasioanalisasi rumah pompa di Kali Banger akan melibatkan lembaga masyarakat sekitar. Selama ini, masyarakat setempat aktif membuat terobosan mengatasi banjir.

Rumah pompa diproyeksikan akan menyedot air Kali Banger Semarang. Air yang dipompa akan disalurkan ke Sungai Banjir Kanal Barat (BKT) dan berujung di laut Jawa.

"Pompa sudah jadi dan turapnya. Ini tinggal penyelesaian tahap akhir. Nanti dari depan (arah laut) akan ditutup, sambil dilakukan pengerukan sungai. Pengerukan akan dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu dinding penyangganya," kata Arie, di sela kunjungannya di Kota Semarang, Selasa (20/9/2016).

Arie mengatakan, pengerukan di dekat rumah pompa sekaligus akan difungsikan sebagai kolam retensi. Jika aliran sungai bisa mengalir lancar, pompa tidak harus dihidupkan, namun mengalir seperti biasanya.

“Kalau pompa ini difungsikan kawasan tengah Semarang bisa bebas dari banjir. Jadi aman, tinggal beroperasi saja,” kata Arie.

Rumah pompa akan dijalankan oleh lembaga bersama yang dibentuk dari pemerintah dan masyarakat. Operasionalnya akan disubsidi dari pemerintah kota, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta iuran warga.

“Jadi nanti akan dibuat setransparan mungkin. Mereka kan selama ini memompa sendiri dengan caranya sendiri, kalau disatukan moga bisa terawat dengan baik,” tambahhnya.

Kementerian PUPR juga akan menganggarkan lebih dari Rp 500 miliar untuk melakukan normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Kontruksi untuk BKT masih dalam tahap persiapan lelang, dan akan dilakukan lelang dini pada bulan Oktober 2016.

Kontruksi normalisasi untuk mengatasi banjir di wilayah timur tersebut dimulai tahun 2017 dan selesai pada 2020 mendatang. Anggaran kontruksi menggunakan APBN skema multi years.

“Mulai tahun depan mulai garap di Semarang Timur, Banjir Kanal Timur dan Babon, nanti bersamaan dengan di Pekalongan,” tambahnya.

-

Penanganan Rob

Selain mengatasi banjir, Kementerian PUPR bakal mengalokasikan dana untuk normalisasi Sungai Babon dan Sungai Tenggang di wilayah Kaligawe. Drainase di dua sungai tersebut akan dibenahi agar air dari laut tidak lagi masuk ke jalanan.

Untuk mengatasi di bagian ujung, tanggul laut juga akan dibangun. Lelang persiapan paket akan dikerjakan serentak tahun ini.

Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jendral Sumber Daya Air PUPR Hari Suprayogi menambahkan, lelang untuk semua paket pekerjaan rob bersamaan dengan penataan BKT. Tahun 2017, pembangunan akan dibangun secara serentak.

“Kali Tenggang dan Sringin (Kaligawe) nanti ada paket pekerjaan dibagi di darat (drainase) dan di laut bentuk tanggul lautnya. Semarang akan kita garap betul, kita jadikan prioritas,” tambah dia.

Pembangunan proyek tersebut diproyeksi akan mengurangi banjir rob yang selama ini mendera wilayah jalan Pantura Kaligawe dan pemukiman penduduk. Setelah penataan drainase selesai juga akan dibuatkan rumah pompa besarta polder akan saluran air menjadi lebih efektif.

-

Tanggul Laut jadi Jalan

Sementara pembangunan tanggul laut di sisi pantai Utara Jawa diproyeksikan bisa menjadi jalan alternatif. PUPR sedang mengkaji potensi yang ada, dengan desain pembangunan yang tepat.

Arie mengatakan, desain tanggul laut penahan air rob akan dimungkinkan menjadikan jalan alternatif untuk mengurangi kepadatan jalan di Pantura. Jika dimungkinkan menjadi jalan, maka jalur itu bisa jadi jalur wisata.

“Kita lihat potensinya nanti. Kalau bisa desain dengan baik, maka tanggul bisa menjadi alternatif jalan untuk mengurangi jalan nasional, atau jadi jalan wisata yang sangat indah,” papar Ari.

Tanggul laut bahkan bisa diproyeksikan menjadi jalan tol jika bisa didesain dengan baik. Saat ini, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) berencana membangun tol Semarang-Demak, salah satunya melewati garis pantai.

-

Menurut Hari, tanggul laut bisa dikombinasi menjadi jalan tol seperti halnya di Jakarta. Namun, proyeksi Ditjen Sumber Daya Air menjadi jalan mobil dulu.

“Soal bisa tol atau tidak, Mereka (BPJT) punya alur sendiri, tapi ketika mau ada tanggul laut bisa dikombinasi, jalurnya perlu didiskusikan, kan tidak bisa ditarik garis,” tambah Hari.

“Perlu diinvestigasi dulu, geologi gimana. Kami bekerjanya bukan jalan tol, tapi pengendalian air, tapi bisa dilanjutkan dengan jalan tol,” tambahnya.

Ikut dalam kunjungan kerja di Kota Semarang, dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana Ni Made Sumiarsih, Kepala Dinas Bina Marga Kota Semarang Iswan Aminudin, serta perwakilan terkait. Rombongan juga sempat diterima dan berdiskusi dengan Wakil Wali Kota Semarang Ita G. Rahayu. (K93-14) (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com