Advertorial

Seruan Three Ends untuk Kekerasan, Perdagangan Manusia, dan Ketidakadilan

Kompas.com - 12/10/2016, 19:48 WIB

Meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak akhir-akhir ini semakin menyita perhatian. Kekerasan ini dimulai dari kekerasan fisik, psikis, seksual, sampai penelantaran. Tidak sedikit pelaku kekerasan yang berasal dari lingkungan terdekat.

Selain kekerasan, perdagangan manusia serta diskriminasi kepada perempuan dalam sumber daya ekonomi dan politik juga menjadi masalah yang tidak kalah penting. Tiga hal ini tidak dapat dianggap sepele, karena sedikit banyaknya struktur dan budaya memiliki peranan di dalamnya.

Tiga masalah penting inilah yang melatarbelakangi program Three Ends dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Melalui program unggulan ini, pemerintah mengajak masyarakat untuk menyerukan: akhiri kekerasan pada perempuan dan anak; akhiri perdagangan orang; akhiri ketidakadilan pada sumber daya ekonomi bagi perempuan.

Jelajah Three Ends mulai dari timur

Untuk menjangkau dan menyebarluaskan seruan ini kepada seluruh masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menginisiasi Jelajah Three Ends.

Jelajah ini dilakukan dari desa ke desa untuk menjangkau masyarakat luas mulai dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, aparat penegak hukum, media massa, serta dunia usaha secara lebih luas dan komprehensif untuk menyerukan dan memastikan terpenuhinya hak-hak perempuan dan anak.

Jelajah Three Ends akan dilakukan di tiga wilayah, yakni Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Belitung, dan Kota Bandung. Jailolo, Halmahera Barat akan menjadi tempat pertama yang rencananya akan dimulai pada tanggal 14 Oktober sampai 15 Oktober 2016.

“Sesuai arahan Presiden bahwa pembangunan dimulai dari wilayah Timur, maka Jelajah Three Ends juga kami mulai dari Wilayah Timur yaitu Jailolo,” ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise.

Yohana sendiri berharap bahwa kegiatan ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang urgensi perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindakan kekerasan, perdagangan orang, dan pemberian akses ekonomi yang sama terhadap perempuan.

“Diharapkan dengan jelajah ini bisa memperoleh dukungan masyarakat terhadap program Three Ends, dan meningkatkan partisipasi atau keterlibatan masyarakat untuk berkontribusi dalam upaya mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak,” lanjutnya.

Sedangkan, uintuk menghilangkan ketidakadilan sumber daya ekonomi, Yohana menawarkan Industri Rumahan untuk menjadi solusi. Menurutnya, karakteristik Industri Rumahan yang dikerjakan di rumah secara khusus ataupun sebagai kerja paruh waktu dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk berupa barang jadi yang memberikan nilai tambah dan.

“Saya mengharapkan Kabupaten Halmahera Barat menjadi Kabupaten yang zero violence terhadap perempuan dan anak,” tutup Yohana. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com