Advertorial

Captive Power Bantu Jaga Pasokan Listrik Indonesia

Kompas.com - 20/10/2016, 16:39 WIB

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Lebih dari 200 juta penduduk Indonesia membutuhkan listrik untuk aktivitas sehari-hari.

Selain itu, listrik juga berguna untuk perkembangan ekonomi penduduk. Hingga saat ini, pasokan listrik di seluruh Indonesia belum merata. Hal tersebut terbukti dengan program pemerintah untuk penambahan kapasitas listrik hingga 35 GW.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi program tersebut adalah dengan metode Captive Power atau Swasembada Pengelolaan Listrik. Captive Power adalah kondisi yang mana pihak swasta secara independen mengelola penyediaan listrik untuk perusahaannya sendiri.

Captive Power bisa juga berarti sebuah kawasan industri yang mengelola penyediaan listrik untuk penyewa di dalam kawasan industri tersebut. Dengan cara ini, Captive Power bisa jadi solusi untuk mengurangi beban kapasitas jaringan listrik, mengurangi risiko gangguan elektrifikasi, serta mendorong aktivitas perekonomian.

Keuntungan lain menggunakan swasembada ini adalah dapat secara signifikan mengurangi frekuensi pemadaman listrik di suatu wilayah, mengurangi biaya overtime dan genset, ketersediaan pasokan listrik yang berkesinambungan, dan mengurangi beban kapasitas yang selama ini ditanggung oleh PLN.

Captive Power juga menyediakan pasokan listrik on-site yang andal dan dapat mendukung aktivitas serta pertumbuhan perindustrian. Selain itu juga, dapat mendukung implementasi program penambahan kapasitas listrik 35 GW yang dicanangkan pemerintah.

Penambahan kapasitas daya listrik merupakan kunci untuk memenuhi target jumlah PBD Indonesia per kapitanya yang naik hingga 5.500 dollar Amerika di tahun 2019. Listrik adalah mesin pendorong pertumbuhan ekonomi, dengan Captive Power akan berpotensi mempercepat pertumbuhan tersebut.

Riset mengenai penggunaan Captive Power tersebut telah dijalankan mulai dari September 2015 sampai Maret 2016. PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory mendapatkan tugas dari PT GE Operations Indonesia (GE) untuk mengembangkan riset ini.

Namun, dalam riset juga ditemukan beberapa kendala bagi Captive Power. Pembahasan dengan PLN sebagai perusahaan negara, untuk menghubungkan pembangkit listrik independen dengan grid PLN masih dibutuhkan.

Selain itu, kurang lengkapnya undang-undang atau peraturan yang membahas penyediaan listrik dengan metode Captive Power, harga, dan perijinan wilayah juga menjadi kendala yang harus dihadapi.

Dengan menggunakan Swasembada Pengelolaan Listrik ini akan menjamin ketersediaan listrik yang andal bagi masyarakat Indonesia sehingga dapat menunjang pertumbuhan aktivitas industri dan perekonomian. (adv)  

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com