Advertorial

Ubah Pola Konsumsi Makan Masyarakat, Jabar Bangun Kedaulatan Pangan

Kompas.com - 21/10/2016, 23:10 WIB

Jawa Barat merupakan provinsi penghasil karbohidrat dan protein hewani terbesar di Indonesia. Namun, ternyata konsumsi pangan masyarakatnya terhadap protein hewani masih rendah.

Hal tersebut dibuktikan berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Jabar. Dalam indeks Pola Pangan Harapan (PPH), masyarakat Jabar pada tahun 2015 hanya mencapai 81 poin.

Sementara itu, indeks PPH 100 poin belum tercapai, dikarenakan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat selain beras. Indeks PPH pangan hewan hanya berada pada angka 21,2 poin yang idealnya 24 poin, sayur dan buah di angka 21,9 poin padahal idealnya 30 poin.

“Kita akan dorong terus masyarakat untuk membangun keseimbangan berkonsumsi. Selama ini ketika makan yang ada di pikiran masyarakat adalah nasi, itu yang perlu diubah dan diperbaiki oleh kita,” ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada peringatan Hari Pangan Sedunia ke-36 tingkat Provinsi Jawa Barat, Jumat (21/10/2016).

Dalam acara yang dipusatkan di GOR Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi tersebut , Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, mencanangkan gerakan minum susu, serta makan ikan dan telur puyuh. Ini merupakan upaya untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap kelompok pangan selain beras.

Selain itu, cara ini merupakan cara untuk mengubah paradigma ketahanan pangan dari karbohidrat menjadi ketahanan pangan berbasis protein hewani. Dengan begitu, dapat memperkokoh kedaulatan pangan di Jawa Barat.

Menurut Aher, masyarakat Jabar bisa saja salah pola konsumsi karena stok pangan di daerah tersebut sangat aman.

“Stok pangan di Jabar aman karena dalam konteks karbohidrat kita penghasil terbesar di Indonesia. Dalam konteks protein hewani juga sebetulnya aman banget, meskipun daging sapi masih kalah dari provinsi lain, tetapi masih ada daging ayam, ikan air tawar kita paling banyak,” ujarnya di depan 110 ribu orang yang datang dan acara ini berhasil memecahkan rekor Muri.

Dalam peringatan yang mengakat tema “Jabar Bersatu Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan Mengantisipasi Era Perubahan Iklim” ini, Aher juga menginginkan masyarakat untuk memelihara sumber pangan lain.

Sumber pangan lain yang dimaksud adalah produk pangan selain tumbuhan, buah-buahan, sayuran, dan padi, yaitu itik, ayam, domba, dan sapi. Gubernur Jawa Barat ini menggambarkan, bila dalam satu keluarga memelihara 25 ekor domba, maka dalam kurun waktu dua tahun akan memiliki 70 ekor, dikarenakan domba beranak tiga kali dalam dua tahun.

“Di New Zaeland saja jumlah penduduknya 5 juta, tetapi jumlah ternaknya 70 juta. Di Jabar jumlah masyarakat 46 juta jiwa jumlah ternak hanya 9 juta. Yang berhasil itu jumlah ternak di satu daerah melebihi dari jumlah penduduknya,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Jawa Barat ditargetkan memiliki 90 juta ekor domba, dua kali perbandingan dari jumlah penduduk uang berjumlah 46 juta jiwa. Hal tersebut juga dapat membantu program kedaulatan pangan.

“Untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Jabar, kita harus mandiri. Bersatu padu mewujudkannya. Yang jelas kita sudah berdaulat, dan akan kita perkokoh,” kata Aher kepada seluruh masyarakat yang hadir.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com