Advertorial

BTN: Penyelesaian Pembangunan Perumahan Bukan Hanya Urusan Pemerintah

Kompas.com - 27/10/2016, 19:04 WIB

Selisih antara permintaan dengan persediaan rumah (backlog) di tahun 2015 diperkirakan meningkat menjadi 14,4 juta unit. Jumlah ini meningkat dari jumlah sebelumnya 13,6 juta unit di tahun 2010.

Sebanyak 27 persen permintaan berasal dari segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan 70 persen dari masyarakat berpenghasilan mikro. Untuk memenuhi backlog tersebut tidak cukup pemerintah saja yang berupaya. Butuh dukungan dari berbagai pihak.

PT Bank Tabungan Negara (BTN) menunjukkan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan rumah, terutama dari masyarakat berpenghasilan rendah. Komitmen ini diberikan dalam rangka mendukung program pembangunan satu juta rumah dari pemerintah pusat.

“BTN dengan dukungan pemerintah berupa fasilitas kredit FLPP saat ini berusaha memenuhi backlog tersebut,” ujar Maryono, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara di tengah Forum Ekonomi Nusantara: Mempercepat Pembangunan Rumah Sederhana yang digelar Harian Kompas dan BTN, Rabu (26/10/2016) lalu.

Maryono menyampaikan saat ini BTN bahkan sudah memiliki program kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak masuk ke dalam kategori penerima KPR bersubsidi.

“Penyelesaian pembangunan perumahan bukan hanya pekerjaan pemerintah saja. Oleh karena itu kami juga bekerja sama dengan banyak universitas untuk mendorong lulusan-lulusannya menjadi wirausaha pemula, menjadi developer. Peran pengusaha juga penting dalam mewujudkan program satu juta rumah,” ujar Maryono lagi.

Pembangunan perumahan secara tidak langsung juga akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pembangunan perumahan akan turut menggerakkan 136 subsektor untuk tumbuh.

“Saat ini pembangunan perumahan di Indonesia baru berkontribusi 2,8 persen saja terhadap perekonomian dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB),” kata Maryono.

Angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kontribusi pembangunan perumahan di Filipina, Cina, dan Singapura terhadap PDB-nya yaitu 10 persen. Diharapkan dengan kontribusinya, BTN dapat membantu percepatan pembangunan perumahan, terutama bagi segmen masyarakat berpenghasilan rendah. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com