Advertorial

Itmamul Khuluq, Raja Telur Puyuh Asal Boyolali

Kompas.com - 29/10/2016, 09:00 WIB

Itmamul Khuluq (30), seorang pria asal Boyolali, Jawa Tengah menganggap para peternak puyuh di daerahnya sebagai “pahlawan pangan”. Empat tahun lalu Khuluq merasa para “pahlawan pangan” itu amat tertinggal. Mereka kesulitan memasarkan telur puyuh. Kalaupun terjual, harganya rendah dan pola pembayaran tidak pasti.

Keadaan itu mendorong Khuluq mendirikan CV Holstein Indonesia (Holind). CV ini ia dirikan untuk melakukan pemberdayaan kepada peternak puyuh di Karanggede. Kesulitan yang dialami para peternak puyuh terjadi karena belum adanya inovasi terhadap produk telur puyuh.

Selain itu, harga pakan burung terus melambung tinggi. Sementara itu kenaikan harga jual telur tidak sebanding, yakni Rp 700 – 100 per butir.  Di samping itu, para peternak kesulitan mendapatkan sarana produksi ternak sebab harganya sangat mahal.

Khuluq yang memiliki latar belakang sebagai sarjana peternakan menilai, kebanyakan peternak puyuh di Karanggede masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang teknis pemberdayaan burung puyuh. Itu sebabnya, mereka sulit melakukan efisiensi.

Kurangnya efisiensi itu juga disebabkan karena mereka mengelola peternakan dengan cara tradisional. Akibatnya, kegiatan produksi rendah dan hasil yang didapatkan kurang maksimal.

Itu sebabnya, Khuluq mantap mendirikan Holstein Indonesia. Ia termotivasi untuk membantu memasarkan telur puyuh dengan kualitas yang baik, menyediakan kebutuhan peternakan yang terjangkau, menampung hasil ternak dengan harga yang wajar, serta melakukan pendampingan masyarakat.

Holstein Indonesia resmi didirikan pada bulan Juni 2012. Awalnya, Holstein Indonesia mengandalkan satu peternak berdaya serap 10 dus (7.500 butir) per minggu. Kini, di tahun 2016 Holstein Indonesia mampu menyerap 100 dus (75.000 butir) per hari dengan jumlah peternak sebanyak 90 orang yang tersebar di Boyolali, Semarang, Sragen, dan Magelang.

-

Holstein Indonesia mampu memasarkan hasil produksi peternak di sekitarnya ke luar daerah Boyolali, seperti Sukabumi, Jakarta, Pekalongan, Kendal, Kebumen, Yogyakarta, Semarang, Sragen, dan Magelang. Bahkan, kini produk telur puyuh Holstein Indonesia telah merambah pasar di luar pulau Jawa, yakni Lampung dan Pontianak.

Awalnya, harga telur puyuh per dusnya dipasarkan dengan harga Rp 80.000. Setelah tersebar ke berbagai daerah, harga satu dus telur puyuh naik lebih dari 100 persen, yakni mencapai Rp 190.000.

Peternak puyuh dibimbing untuk menerapkan sistem penjualan secara tunai (COD) dengan administrasi yang tersusun rapi. Skema keuangan  disusun dengan pembukuan yang terbuka, sehingga setiap peternak tahu jumlah keuntungan yang diperoleh. Holstein Indonesia juga mendukung permodalan peternak dari keuntungan jual-beli pakan dan telur.

Sejumlah pendampingan lainnya, seperti alih informasi atau pengetahuan mengenai ternak, serta pasokan pakan ternak yang berkualitas dengan harga terjangkau pun diberikan Holstein kepada para peternak binaannya.

Khuluq, melalui Holstein Indonesia, memberi berbagai dampak positif untuk masyarakat sekitar, khususnya para peternak puyuh binaannya. Sejak bergabung dengan Holstein, pendapatan peternak semakin meningkat. Saat ini, pendapatan peternak puyuh mencapai minimal Rp 1,2 juta per minggu. Hasilnya, taraf hidup para peternak pun meningkat.

Segala pendampingan membuka informasi teknologi dan pengetahuan baru dalam bidang puyuh. Hal tersebut memberi manfaat berupa efisiensi pengelolaan ternak burung puyuh.

Holstein Indonesia memberdayakan masyarakat desa setempat sebagai mitra aktifnya. Saat ini peternak puyuh binaan mencapai 90 orang dengan minimal kepemilikan burung puyuh sebanyak 1.000 ekor. Sementara jumlah karyawan sebanyak 9 orang dan reseller di pasar sebanyak 11 orang.

Selanjutnya, Holstein berkomitmen membangun Rumah Pupuk Organik untuk menangani limbah kotoran puyuh. Holstein juga berencana membuat Rumah Potong Unggas  untuk menangani puyuh afkir, serta pengolahan produk inovasi Telur Puyuh, yakni ekspor telur puyuh olahan, untuk segmentasi luar negeri.

Kesuksesan Khuluq dalam pemberdayaan peternak puyuh di desanya membawa ia menjadi salah satu nominasi dalam Danamon Social Entrepreneur Awards 2016. Ayo dukung Itmamul Khuluq sang penolong “pahlawan pangan” sebagai PERAIH FAVORIT Danamon Social Entrepreneur Awards 2016 di www.danamonawards.org. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com