Advertorial

Mengenal Sosok Azwar Saputra, Peraih Emas Pertama di Peparnas XV 2016

Kompas.com - 09/11/2016, 13:40 WIB

Atlet lari asal Bangka Belitung Azwar Saputra langsung meraih medali emas pada hari pertama Peparnas XV 2016. Azwar menjadi yang tercepat pada lomba lari kelas 5.000 meter.

Atlet berusia 19 tahun ini lantas mencuri perhatian para wartawan. Wartawan pun berkesempatan menemui Azwar di Media Center Peparnas XV di Ibis Hotel, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat. Kali itu, Azwar didampingi pelatihnya, Ahmad Naji.  

Sejumlah wartawan sudah siap dengan berbagai pertanyaan. Namun, untuk mewawancarai Azwar ada kendala komunikasi dan bahasa, sebab ia seorang tuna rungu dan tuna wicara. Lucunya, sang pelatih pun tidak terlalu bisa menggunakan bahasa isyarat. “Saya hanya menggunakan bahasa batin saja kalau melatih,” kata Ahmad sambil tersenyum.

Bala bantuan datang dari perwakilan Dinas Sosial untuk menerjemahkan bahasa. Perwakilan Dinas Sosial menerjemahkan pertanyaan wartawan ke bahasa isyarat.

Saat ditanya tentang perasaannya ketika berhasil meraih medali emas, Azwar hanya mengepalkan tangan di depan dada dan mengacungkannya sambil tersenyum. “Dia bahagia,” kata penerjemah kepada wartawan.

Pelatih Azwar, Ahmad, menuturkan pertemuannya dengan Azwar terjadi secara tidak sengaja. Ahmad sehari-hari bekerja sebagai guru olahraga di sebuah sekolah. Kemudian ia bertemu dengan Azwar, tetapi saat itu Azwar belum sekolah. Ahmad lalu menawarkan Azwar untuk bersekolah dan berolahraga dengannya.

Akhirnya, Azwar mau bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). “Itu kejadiannya dua tahun lalu,” kata Ahmad.

Selanjutnya, Ahmad rutin mengajak Azwar berolahraga. Setiap hari, mereka lari keliling kampung. Sejak itulah Azwar mengenal olahraga lari.

Ahmad mengaku, melatih Azwar bukan perkara mudah. Selain kendala komunikasi dan bahasa, Azwar rupanya terkadang sulit diatur. Saat latihan Azwar tampak sering melakukan kegiatan lain. “Misalnya dia masih tidur saat saya datang ke rumah," ujar Ahmad. Ia merasa harus lebih bersabar untuk melatih siswa kelas 3 SLB C itu.

Karena kendala ini, pernah ada kejadian Azwar dan Ahmad telat datang ke venue atletik di Stadion Geloran Bandung Lautan Api (GBLA). Saat itu mereka ketinggalan bus yang membawa para atlet. Terpaksa, Azwar dan Ahmad berangkat menggunakan taksi dari hotel Ibis ke GBLA.

Meski begitu, di Peparnas XV 2016 ini Azwar tetap unggul di kelas 5.000 meter. Saat ditanya apakah Azwar akan ikut kejuaraan yang lebih tinggi, ia hanya menggoyangkan telapak tangannya. Namun sang pelatih membalasnya dengan memberi isyarat telapak tangan naik ke atas. Keduanya pun saling tersenyum di depan para wartawan. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com