Advertorial

Kisah Inspiratif Atlet Difabel Peserta Peparnas XV

Kompas.com - 11/11/2016, 18:02 WIB

Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV memang telah berakhir pada 24 Oktober 2016 lalu. Namun, ajang olahraga yang diikuti oleh para atlet difabel tersebut meninggalkan kesan yang begitu mendalam bagi masyarakat Indonesia.

Salah satu hal yang paling berkesan adalah jumlah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif yang turut berpartisipasi dalam ajang ini, termasuk Puji Sumartono. Pada Peparnas XV, Puji berlaga di cabang olahraga tenis lapangan kursi roda. 

Saat sedang tidak berlatih atau bertanding, Puji bertugas di Pusat Rehabilitasi Cacat Kementerian Pertahanan. Beberapa tahun sebelumnya, Puji bekerja sebagai sopir dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009.

Saat diwawancara usai bertanding di lapangan tenis di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, pada Oktober 2016 lalu, Puji menceritakan awal mula dirinya menjadi atlet difabel.

Semua berawal dari kecelakaan lalu lintas yang menimpanya pada 2007 di Jakarta. Peristiwa nahas itu terjadi saat dirinya sedang tidak bertugas.

"Saat lepas dinas, jam delapan (pagi) habis ngantar (Wapres) ke kantor. Malamnya kecelakaan," kata Puji.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan salah satu kakinya harus diamputasi. Puji mengakui bahwa awalnya ia merasa sangat terpukul hingga tidak bisa menerima kenyataan.

"Saat itu shock sekali. Dalam artian memang kita sehat, tapi harus difabel. Sangat shock, apalagi mempengaruhi kedinasan saya di Paspampres," ujar Puji.

Bahkan, dirinya memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk bangkit dari depresi. Butuh waktu tiga tahun, hingga akhirnya Puji mampu merasa normal seperti orang-orang yang ada di sekitarnya dan melanjutkan kariernya di bidang militer.

“Dari 2007 sampai 2010, baru bisa bangkit lagi," jelasnya.

Dukungan dari keluarga serta kerabat, ternyata menjadi faktor utama yang mempengaruhi motivasinya dalam memulihkan diri secara fisik dan mental.

"Juga setelah saya di Pusrehab Kemenhan. Di situ ketemu sama teman senasib, mulai perlahan bangkit," katanya.

Setelah terbiasa menjalani kesehariannya seperti sedia kala, Puji memutuskan untuk menggeluti olahraga tenis lapangan sebagai hobi. Ternyata, hobi tersebut mampu mengantarkan dirinya ke luar negeri untuk mengharumkan nama bangsa pada ajang kejuaraan internasional.

"Untuk kejuaraan open sudah ke Malaysia, Thailand, Srilanka, dan Korea. Prestasi terbaik di Malaysia tahun 2014. Saat itu dapat juara. Dan saya memperoleh kenaikan pangkat luar biasa," katanya.

Pada Peparnas XV, atlet yang merupakan warga Kota Depok ini ditunjuk mewakili Jawa Barat pada kelas tunggal dan campuran. Pelatih kepala tenis lapangan kursi roda kontingen Jawa Barat, Daniansyah, menambahkan, ada sedikitnya lima anggota TNI aktif yang ikut bertanding. Tiga di antaranya membela Jawa Barat pada cabang olahraga tenis lapangan kursi roda.

"Lalu ada juga di (kontingen) Papua," katanya.

Daniansyah mengaku dirinya tidak menemui banyak kesulitan dalam melatih Puji serta atlet difabel dari TNI lainnya. Sebab, sebelum dan sesudah menjadi atlet berkebutuhan khusus, mereka memang rutin berolahraga.

"Mereka sudah berlatih sejak lama, sebelum kecelakaan. Di TNI, ada kegiatan olahraga, mereka latihan di sana," katanya. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com