Jawab Keluhan Rakyat, Mama Yo Hadir di Tiga Desa Belitung

Kompas.com - 12/11/2016, 16:19 WIB

Kegiatan Jelajah 3Ends di Belitung berlanjut dengan dialog Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di tiga desa ide, Jumat (11/11/2016) siang.

Pada desa pertama yaitu Desa Air Saga, Yohana disambut dengan pantun dari perwakilan masyarakat setempat. Tak hanya para perempuan desa, anak-anak yang hadir juga sangat antusias untuk berdialog dengan Yohana dalam acara bertajuk Mama Yo Menjawab.

Sebelum melakukan dialog, Yohana menyapa anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang ada di Desa Air Saga. Tak heran bila anak-anak ini berani untuk bertanya langsung ke menteri asal Papua ini tanpa ragu.

Salah satunya Isyana. Siswa yang masih berpakaian seragam merah putih ini bertanya apa yang harus dilakukan jika ia mendapatkan bullying di sekolah?

Yohana pun menjawab, jika ada terjadi perundungan di sekolah, harus segera dilaporkan. “Kalau terjadi di dalam sekolah, itu harus dilaporkan ke guru. Kan sudah ada guru BK (bimbingan dan konseling), laporkan saja agar segera dimediasikan,” jawab Yohana.

Desa kedua yang dikunjungi menteri dan rombongan adalah Desa Air Merbau. Jika sebelumnya, Yohana disambut dengan pantun, di desa ini beliau disambut dengan tarian daerah yang memukau.

Acara pun berlangsung semakin meriah dengan hadirnya Ria Enes yang membawa serta boneka Susan untuk menghibur warga yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Mama Yo memberikan masukan kepada para orangtua agar lebih sering membawa anak-anaknya ke taman untuk bermain supaya tidak melulu bermain dengan gadget.

Yohana juga berpesan kepada anak-anak yang hadir untuk lebih rajin belajar agar kelak dapat menjadi seorang menteri seperti dirinya. “Pada zaman Ibu dulu tidak ada handphone atau gadget, tapi Ibu bisa jadi menteri karena suka belajar. Kalian juga harus begitu ya,” ucapnya.

Terakhir adalah Desa Lesung Batang yang tak kalah meriahnya sambutan dari masyarakat. Walaupun sempat diguyur hujan, semangat para masyarakat desa ini tidak padam.

Dalam dialog ini, Yohana bercerita mengenai banyaknya perempuan yang akhirnya cacat atau meninggal dikarenakan disiksa oleh suaminya. Menurutnya, negara harus menjaga perempuan agar tidak terjadi kekerasan, baik di dalam rumah tangga atau lainnya.

Mama Yo juga menegaskan kepada seluruh masyarakat supaya tidak mengeksploitasi anak-anak dengan menyuruhnya bekerja. Apalagi banyak dari mereka yang dipekerjakan di kafe-kafe atau panti pijat.

Kegiatan Mama Yo Menjawab ini merupakan bagian dari kampanye program Jelajah 3Ends dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Tujuannya adalah untuk mendengarkan langsung apa saja masalah dan keluhan dari para masyarakat, khususnya kaum perempuan dan anak-anak yang selalu menjadi korban kekerasan.

-

“Kami memberikan kesempatan pada masyarakat untuk bertanya kepada kami, supaya kami bisa langsung menjawab hal-hal yang berhubungan dengan kampanye kami. Tujuannya untuk menurunkan angka-angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, menurunkan perdagangan manusia yang mana perempuan dan anak menjadi korban. Dan juga kesenjangan ekonomi pada perempuan sehingga terjadi kekerasan-kekerasan dalam keluarga,” ujar Menteri Yohana seusai acara berdialog dengan warga.

Selain menjawab, Yohana juga mendengarkan keluh kesah para perempuan mengenai besarnya tingkat kekerasan yang terjadi baik di Belitung maupun di Indonesia. Mama Yo pun mendengarkan dan memberikan solusi kepada para perempuan tersebut.

Yohana juga mengajak seluruh masyarakat yang hadir untuk bernyanyi dan menari dengan lagu 3Ends. Ketika lagu mulai dimainkan, ia segera berdiri dan mengajak seluruh masyarakat, termasuk anak-anak untuk bergabung menari dengannya.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat dapat mengurangi tindakan kekerasan pada perempuan dan anak, perdagangan orang, dan ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan.

“Saya tadinya tidak tahu apa itu 3Ends, tapi setelah mengikuti dialog Mama Yo Menjawab, saya jadi mengerti. Di Belitung juga masih banyak kasus kekerasan yang terjadi, tetapi penanganannya diselesaikan dengan kekeluargaan. Karena biasanya dilakukan oleh orang terdekatnya, yaitu keluarga sendiri. Semoga ke depannya sudah tidak ada lagi kasus-kasus serupa,” ujar salah satu warga yang hadir, Mama Azzam. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com