Advertorial

Hasil Panen Petani Meningkat Berkat Perbaiki Irigasi Desa dari Program P3-TGAI

Kompas.com - 16/11/2016, 16:04 WIB

Dari tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia, hanya sandang yang selama ini sudah tidak diperbincangkan. Oleh karena itu, program prioritas jadi ada tiga kebutuhan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) fokus pada ketiga hal, yakni konektifitas, ketahanan pangan, dan perumahan serta permukiman.

"Infrastruktur itu ada lima, transportasi, air, perumahan dan pemukiman, energi, dan komunikasi," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono disela-sela peluncuran Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, pada Selasa (15/11/2016).

Beliau juga menjelaskan, dari lima hal tersebut, Kemen PUPR berkonsentrasi pada tiga hal, yaitu transportasi yang meliputi jalan dan kembatan, air untuk ketahanan pangan, dan pemukiman serta perumahan. Program prioritas ini bertujuan untuk mengecilkan ketimpangan yang ada di pulau Jawa dengan pulau luar Jawa.

Salah satu bentuk nyata dari hal tersebut adalah pembangunan jaringan irigasi melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) yang telah meluncurkan Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM), yaitu Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja irigasi desa guna kesejahteraan petani, peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, serta berkontribusi untuk ketahanan pangan. P3-TGAI ini mempunyai target untuk memperbaiki, rehabilitasi, dan peningkatan jaringan desa.

Luas irigasi yang diperbaiki dan direhabilitasi sendiri lebih kecil dari 150 hektar. "Kalau kewenangan pusat, kan bermainnya di atas 3.000 hektar. Khusus program ini di bawah 150 hektar, yang kecil-kecil supaya meningkatkan layanan irigasi desa agar lebih baik," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR/Direktur Bina OP Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR, Lolly Martina Martief.

-

Dengan irigasi di desa-desa yang diperbaiki, diharapkan nantinya dapat berkontribusi untuk kedaulatan pangan sesuai dengan target pemerintah. Program P3-TGAI ini telah terbukti dengan dibangunnya jaringan irigasi di Desa Tirtomulyo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Di dalam kontrak, perbaikan irigasi desa tersebut hanya 372 meter saja, tetapi berkat stimulan dari P3-TGAI, masyarakat menjadi tersadar untuk berswadaya menambah sendiri panjang jaringan irigasi.

"Masyarakat menambah targetnya dengan swadaya sendiri jadi 542 meter. Jadi tambahnya hampir 172 meter, intinya selalu mendorong masyarakat untuk swadaya sendiri," kata Lolly.

Masyarakat pun sangat antusias dengan program yang diadakan tersebut. Menurut anggota kelompok Tani Mulyo Sarjono, awalnya kondisi irigasi di Desa Tirtomulyo masih terbuat dari tanggul tanah, sehingga banyak air terbuang dan tidak sampai ke sawah milik warga yang berada di ujung.

"Jadi air itu tidak sampai tujuan (sawah). Yang posisinya di ujung juga sering tidak dapat air karena air tidak sampai," ujar Sarjono.

Program ini secara tidak langsung juga membantu masyarakat meningkatkan perekonomiannya. Jika sebelumnya hasil panen para petani tidak mencapai tujuh ton per hektarnya, kini bisa mencapai hingga 8,65 ton per hektar.

Lolly Martina Martief juga menambahkan bahwa program ini mempunyai banyak manfaat baik bagi petani maupun masyarakat "Meningkatkan kinerja irigasi desa guna kesejahteraan petani, peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, serta berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional”.

Pada tahun 2017 Kementerian PUPR menargetkan 3.000 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dapat merasakan perbaikan jaringan irigasi melalui program P3-TGAI. Namun, target tersebut masih dalam tahap validasi belum ditetapkan.

“Kalau target 3.000 lokasi, berarti ada dana Rp 600 milyar untuk padat karya dari APBN,” tutur Lolly. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com