Advertorial

Satu Hari Berbagi Ilmu,Inspirasi dan Berkolaborasi dalam Unpar Fest 2016

Kompas.com - 18/11/2016, 18:38 WIB

Universitas Katolik Parahyangan atau yang akrab disebut Unpar menyelenggarakan Unpar Fest 2016. Sebuah festival berisi perlombaan, pelatihan, berbagi inspirasi dan apresiasi yang diselenggarakan pada Kamis, 17 November 2016 lalu di Novotel Cihampelas, Bandung.

Festival ini baru pertama kali diselenggarakan oleh perguruan tinggi swasta yang berdiri di tahun 1955 tersebut. Mengusung tema Go Beyond, festival tersebut menjadi sarana Universitas Katolik Parahyangan untuk menegaskan komitmennya di dunia pendidikan.

“Ada satu hal yang tidak bisa berubah dari Unpar sejak 61 tahun lalu didirikan yaitu dedikasi untuk mendidik generasi muda Indonesia agar jadi insan mandiri, dewasa, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Ini tidak berubah dan jadi tujuan misioner kita hingga kini,” ujar Mangadar Situmorang, Rektor Universitas Katolik Parahyangan dalam sambutannya.

Unpar Fest 2016 mengundang siswa-siswi sekolah menengah dengan akreditasi terbaik dari seluruh Bandung sebagai peserta. Selama setengah hari mereka diajak mengikuti sesi seminar yang bertema How Digital Media Will Enhance the Quality of Youth Creativity.

Sebagai narasumber dihadirkan praktisi di dunia digital seperti Nicholas Dicky Sukmana, CEO PT. Panenmaya serta lulusan-lulusan berprestasi Universitas Katolik Parahyangan seperti Noni Sulawesi Utara 2015, Sharon Margriet dan Lilian Danil, finalis Masterchef Indonesia.

Seminar tersebut dihadirkan sebagai tanggapan atas perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi yang berpengaruh terhadap standar prestasi serta kualitas generasi muda. Seiring dengan perkembangan dunia digital generasi muda masa kini tidak hanya dituntut untuk memenuhi pendidikan dan sebatas berprestasi secara akademis, namun juga mengembangkan kreativitas serta soft skill.

Siswa-siswi yang menjadi peserta diajak berpartisipasi aktif selama sesi seminar dengan menyampaikan materi presentasi. Siswa-siswi yang paling aktif berkontribusi selama seminar diapresiasi dengan hadiah spesial dari Unpar.

Oleh karena pembelajaran tidak hanya melibatkan siswa-siswi tetapi juga peran aktif guru, Unpar Fest 2016 juga menghadirkan pelatihan bagi para guru bimbingan konseling. Tema pelatihan tersebut ditujukan untuk mendorong pemahaman para guru mengenai konsep pembelajaran yang relevan untuk siswa-siswi masa kini yang masuk ke dalam generasi millenials.

Sebagai pembicara dihadirkan Jimmy Sutanto Kurnia. Beliau adalah alumni dan pendiri SKILL Institute.

“Acara ini dimaksudkan untuk kita saling berkolaborasi, saling berbagi apa yang bisa disinergikan untuk kemajuan bersama  dan masing-masing,”ujar Budi Husodo Bisuwarno, Wakil Rektor Penelitian, Pengabdian, dan Kerja Sama Universitas Katolik Parahyangan.

Selain mengundang siswa-siswi dan guru, perguruan tinggi swasta yang kini menduduki peringkat ke-25 secara nasional ini juga mengundang sekolah-sekolah rekanan, mitra penelitian, dan perusahaan media yang selama ini telah secara aktif bersinergi. Mereka diundang dalam sebuah gala dinner dan ajang apresiasi di lokasi yang sama.

Gala Dinner diisi dengan ramah-tamah dan sesi inspirasi dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan. Mulai dari Lembaga Kepresidenan Mahasiwa (LKM) yang merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi di Unpar, hingga kisah perjuangan dua mahasiswi yang tergabung dalam Mahitala Unpar dalam menaklukkan tujuh puncak dunia.

Tahun 2011 lalu empat mahasiswa Mahitala Unpar telah berhasil merampungkan ekspedisi Seven Summit-nya dengan mendaki puncak Denali, Alaska. Kali ini giliran dua mahasiswi anggota Mahitala Unpar yaitu Dimitri dan Hilda yang melanjutkan estafet keberhasilan ekspedisi tersebut.

Dimitri dan Hilda sejauh ini telah mendaki puncak Carstensz Pyramid di Papua, Aconcagua di Argentina, Kilimanjaro di benua Afrika, dan Elbrus di Rusia. Selanjutnya mereka berdua akan melanjutkan pendakian ke puncak Vinson Massif di Antartika, Everest di Nepal, dan Denali di Alaska. Jika berhasil mereka akan menjadi pendaki-pendaki wanita pertama di tingkat mahasiswa dari Indonesia yang berhasil merampungkan ekspedisi Seven Summit.

Acara kemudian ditutup dengan pemberian apresiasi bagi sekolah-sekolah dengan alumnus berprestasi terbanyak di Universitas Katolik Parahyangan. Penghargaan tersebut diraih oleh SMAK 1 BPK Penabur dan SMAN 5 Bandung.

“Tanpa kerjasama yang baik dari sekolah-sekolah, rekanan penelitian, media, dan pihak-pihak yang selama ini membantu kami, misi Unpar dalam mendidik mungkin tidak dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi dan harapnnya ke depan kerja sama lebih baik lagi,” tutup Mangadar Situmorang. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com