Advertorial

Mempromosikan Keindahan Alam Bawah Laut Indonesia di Las Vegas

Kompas.com - 20/11/2016, 00:31 WIB

Ajang bergengsi bagi para pecinta selam dari seluruh dunia, The Diving Equipment and Marketing Association (DEMA) Show kembali digelar di Las Vegas, Amerika Serikat, 16-19 November 2016 lalu. Indonesia sebagai negeri dengan kekayaan alam bawah laut ikut serta dalam ajang tersebut.

Sejumlah delegasi yang terdiri atas para pelaku industri di bidang selam dan pemerintah kabupaten dengan titik-titik selam terbaik di Indonesia dikirim oleh Kementerian Pariwisata ke acara tersebut. Tujuannya untuk menggencarkan promosi keindahan alam bawah laut Indonesia kepada penyelam-penyelam dari negara lain.

“Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia. Keikutsertaan kita dalam DEMA Show ini merupakan cara terbaik untuk mempromosikan keindahan bawah laut perairan Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang cukup tinggi terutama di segi wisata selam. Ada sekitar 55 destinasi selam di Indonesia dan lebih dari 1.500 titik selam terbaik yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua.

Total luas terumbu karang di perairan Indonesia juga mencapai 51.000 kilometer persegi. Sementara total luas segitiga terumbu karang dunia (coral triangle) luasnya 75.000 kilometer persegi.

Ini berarti 18 persen dari total luas terumbu karang di dunia disumbang oleh Indonesia. Sebanyak 65 persen dari total luas coral triangle juga disumbang oleh Indonesia. Hampir sepanjang tahun laut Indonesia dapat diselami. Tidak heran Indonesia menjadi surga bagi penyelam dari seluruh dunia.

“Beberapa titik selam di Indonesia sudah diakui sebagai yang terbaik di dunia seperti Raja Ampat, Pulau Komodo, Derawan, Togean, Wakatobi, Gili Air, dan Bunaken. Semua bisa diselami sepanjang tahun,” ujar Arief Yahya.

Sementara Asisten Deputi Pemasaran Wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya mengatakan bahwa selain mempromosikan wisata bahari, keikutsertaan dalam DEMA Show 2016 juga sebagai langkah menggenjot target kunjungan.

Saat ini Indonesia menetapkan target kunjungan 12 juta wisatawan pada tahun 2017. Untuk mencapai target tersebut beberapa strategi signifikan juga sudah diterapkan. Indonesia saat ini telah proaktif menarik wisatawan mancanegara lewat branding Wonderful Indonesia.

Selain itu peraturan juga telah disederhanakan untuk memudahkan wisatawan datang ke Indonesia. Persyaratan bebas visa kunjungan sementara telah diberlakukan Maret 2016 untuk 169 negara lewat Perpres nomor 121 tahun 2016.

Agar lebih banyak yacht dan kapal pesiar asing untuk berlayar ke Indonesia, Clearance Approval for Indonesia Teritorry (CAIT) sudah dicabut. Targetnya 5.000 kapal pesiar dapat berlayar masuk ke Indonesia di tahun 2019. Diperkirakan pendapatan yang diterima akan mencapai 500 juta dollar AS.

Cabotage untuk kapal pesiar di lima pelabuhan yaitu Belawan - Medan (Sumatera Utara), Tanjung Priok - Jakarta, Tanjung Perak - Surabaya (Jawa Timur), Benoa - Bali, Soekarno Hatta – Makassar juga sudah dicabut. Penumpang kapal pesiar dapat lebih mudah berangkat dan turun di pelabuhan-pelabuhan tersebut.

Saat ini pemerintah juga telah meningkatkan anggaran pemasaran dan promosi sebesar 300 persen dari anggaran 2015. Pemasaran dan prmosi dilakukan di semua jenis media baik online, elektronik, OOH, maupun cetak. Selain itu media sosial juga dimanfaatkan.

Saat ini ada 10 destinasi prioritas yang tengah dikembangkan. Antara lain adalah Danau Toba - Sumatera Utara, Tanjung Kelayang - Bangka Belitung, Mandalika - Nusa Tenggara Barat, Wakatobi - Sulawesi Tenggara, Pulau Morotai - Maluku Utara, Kepulauan Seribu - Jakarta,Tanjung Lesung - Banten, Borobudur - Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru - Jawa Timur, dan juga Labuan Bajo - Nusa Tenggara Timur.

Produk-produk pariwisata Indonesia pun tengah dikembangkan dengan pemetaan 60 persen wisata budaya, 35 persen wisata alam, 45 persen ekowisata, 35 persen wisata bahari, 60 persen zona pesisir, 25 persen zona laut, 15 persen zona bawah laut, 20 persen wisata petualangan, dan 5 persen produk wisata buatan manusia.

Untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas Indonesia akan membangun 15 bandara baru, meningkatkan kapasitas 27 bandara yang sudah ada dengan memperpanjang landasan pacu, merenovasi 13 bandara serta mengembangkan pelabuhan marina baru.

Kunjungi www.indonesia.travel untuk mengetahui perkembangan pariwisata Indonesia. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com