Advertorial

Pemerintah Kota Bandung Terus Sosialisasikan Program 3Ends ke Masyarakat

Kompas.com - 23/11/2016, 10:50 WIB

Euforia kegiatan Jelajah 3Ends di Bandung akhir pekan lalu tidak berhenti sampai di puncak acara saja. Pemerintah dan warga Kota Bandung bakal meneruskan cita-cita program 3Ends untuk mengakhiri kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak.

Pada puncak acara Jelajah 3Ends di Bandung, Minggu (20/11/2016) lalu, Wakil Walikota Bandung Oded Muhammad Danial membacakan deklarasi terkait program 3Ends.

“Sebagai bukti bahwa Bandung berkomitmen menghilangkan kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak, maka kami sepakat, atas nama pemerintah kota Bandung akan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan orang, dan mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi pada perempuan," tutur Oded saat membacakan Deklarasi 3Ends di atas panggung Jelajah 3Ends di Balaikota Bandung.

Oded dan pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan langkah untuk mendukung program yang dicanangkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) tersebut. Caranya, dengan memadukan program-program dari dinas terkait dengan program 3Ends.

“Kami mencoba terus mensosialisasikan program ini ke seluruh masyarakat Bandung. Kami juga mendorong dinas-dinas terkait, seperti BPPKB (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana), dan dinas terkait lainnya, ketika ada program yang beririsan akan dibuat menjadi terpadu,” ujar Oded usai acara puncak Jelajah 3Ends.

Oded berharap, keterlibatan dinas-dinas pemerintah kota Bandung dapat mempercepat penyebaran program 3Ends ke seluruh lapisan masyarakat.

“Dengan program seperti itu mudah-mudahan akan lebih cepat sosialisasinya kepada masyarakat. Dampaknya, akan lebih cepat juga kita mendapatkan hasil dari program ini,” tutur Oded. 

Selama ini, Bandung telah mempunyai sejumlah program dan pelayanan yang ramah untuk perempuan dan anak. Walikota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, Bandung sudah menjadi kota layak anak dengan adanya sejumlah fasilitas dan program, di antaranya bus sekolah gratis, taman-taman tematik, pendidikan karakter Bandung Masagi (cinta agama, jaga budaya, bela negara, dan cinta lingkungan), serta kegiatan mengaji setelah Maghrib.

“Kunci membuat anak-anak tidak terjerumus ke kekerasan adalah membuat mereka sibuk dengan berbagai kegiatan. Kegiatan bisa bikin mereka tidak banyak waktu lowong atau waktu-waktu tidak jelas,” tutur walikota yang kerap disapa Kang Emil ini.

Untuk perempuan, Bandung juga punya berbagai pelayanan yang melindungi mereka dari kekerasan, salah satunya call center 1500 245. “Ini untuk mereka yang tidak sanggup atau malu menyampaikan persoalan,” tutur Atalia Ridwan Kamil, Pembina Kader Pusat Pelayanan Informasi Perlindungan Perempuan sekaligus istri Ridwan Kamil.

Artinya, program 3Ends dapat menjadi penyempurna program-program pemerintah kota Bandung terkait isu kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak. Selanjutnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengharapkan Bandung dapat membantu menyebarkan program 3Ends ke daerah-daerah lainnya yang masih tertinggal.

“Kota-kota besar seperti Bandung kita harapkan bisa membantu menyebarkan, sosialisasi kemana-mana, dan memberi pencerahan kepada pemerintah daerah kota-kota lainnya, khususnya bagian timur Indonesia, di mana kekerasan masih banyak terjadi di sana,” tutur Yohana. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com